Aku Selamat Setelah Di Ruwat
Bersama teman sebayaku saat kecil penasaran untuk iseng bermain Jelangkung lalu membuat semua hilang ingatan dan kini hanya aku selamat setelah di ruwat
Masa kecil yang hilang
Saya Trio dan saat ini usia saya 28 tahun. Saya bisa mulai merasakan hidup normal yang sesungguhnya baru setahun yang lalu. Semua karena kenakalan saya waktu masih kanak-kanak. Seingat saya saat itu saya umur 10 tahun. Saya bersama sahabat kecil saya telah melakukan kesalahan sangat fatal yang menghentikan cita-cita kami semua.
Jelangkung, permainan terlarang yang membuat kami semua seperti ini. Kehilangan masa kecil dan hidup dalam ketakutan. Saya dan sahabat saya yang bermain Jelangkung ini tak dapat meneruskan sekolah kami. Jadi kami semua ini gak ada yang tamat sekolah dasar.
Kami tak mematuhi apa larangan orang tua dan kakak kami. Akhirnya disuatu hari menjelang sore, malam Jumat tepatnya kami memberanikan diri memasuki rumah kosong dan bermain Jelangkung disana. Kami tak pamit kepada semuanya hingga akhirnya kami tak ingat lagi kejadian apa saat itu.
Remaja tanpa masa depan
Begitulah yang sudah terjadi bahwa masa remajaku dan sahabatku yang bermain Jelangkung ini menjadi percuma. Jangankan untuk bersekolah, untuk berkomunikasi saja kami sulit. Kami nyaris tak bisa membedakan mana nyata mana gaib. Semua serba halusinasi seperti nyata adanya. Parahnya lagi dihari tertentu kami bisa lupa dengan semuanya, termasuk dengan keluarga sendiri.
Kondisi ini memaksa kami harus putus sekolah. Menurut para tetangga, itupun setelah aku sembuh dari musibah ini, aku terkadang jalan sendiri ke perempatan dan hormat ke tiang listrik. Benar-benar gila dan hilang ingatan sebab aku gak ingat kejadian itu sama sekali.
Parahnya lagi, menurut cerita yang ada bahwa saya akan menutup muka lalu menunduk dan mundur beberapa langkah saat bertemu perempuan. Keanehan ini berlaku bahkan untuk kakak perempuan saya juga.
Keluarga lelah berobat
Konon ayah dan ibu juga pamanku sudah membawa saya untuk menyembuhkan penyakit ini. Baik secara medis dan non medis. Semua beranggapan bahwa ini memang non medis gangguannya. Maka dari itu beberapa praktisi dan penyembuh pun didatangi. Ada yang berkisah sempat sembuh beberapa hari namun kambuh lagi. Begitu terulang dan selalu terulang.
Suatu hari saya pernah tinggal hampir dua bulan dirumah seorang praktisi. Sempat sembuh lalu dipulangkan, hanya saja sampai dirumah malam harinya saya tak sadarkan diri. Seakan lelah keluarga berusaha mengobati saya ini. Tak terasa sudah hampir 9 tahun lamanya saya dan juga sahabat saya hidup dalam ketidaknormalan.
Bukan saja halusinasi semata tapi paranoid dan ingatan kami yang kerapkali hilang. Sempat ada rencana saya dikurung dan dipasung saat musim penghujan tiba sebab bila mendengar suara petir saya bisa mengamuk tak terkendali. Namun rencana itu dilarang oleh ibu saya.
Sembuh dan bertobat
Akhir dari kisah perjalanan hidup sia-sia saya adalah saat seorang kerabat dari Jakarta menyarankan untuk dibawa berobat ke paranormal di Jakarta. Ditempat praktek Mbah Mijan itulah saya menjalani penyembuhan dengan serangkaian ruwatan dan selamatan.
Saya juga ditugaskan untuk berdzikir dengan Tasbih Karomah dan bertobat untuk tidak bermain-main dengan hal gaib. Dimensi gaib itu sangatlah berbahaya, mempelajari ilmu gaib saja bisa sangat fatal. Itulah kenapa ilmu gaib tidak pernah diajarkan di sekolah bahkan perguruan tinggi manapun.
Mengingat risikonya yang sangat fatal seperti yang saya alami ini. Bermain dengan gaib berakibat hilangnya masa remaja saya. Masih beruntung saya sembuh dan bisa beribadah. Keempat sahabat saya hingga kini masih belum bisa disembuhkan. Saya sedih sekali melihat mereka saat kambuh, mereka tak mengenali saya lagi saat saya sudah sembuh. Saya ingatkan lagi bahwa dimensi gaib bukan untuk sembarangan dibuat main-main. Pahami betul dan bila ingin memahami kegaiban harus dengan arahan guru spiritual yang benar. Bukan asal berani tapi tanpa landasan spiritual yang mencukupi. Saya ingin lebih dekat dengan Allah dan tak kambuh lagi.