AYAHKU LUMPUH KENA TELUH
CERITA TENTANG AYAHKU LUMPUH KENA TELUH ADALAH PENGALAMAN NYATA MBAK VINA
“Ayahku seorang Direktur perusahaan, lupakanlah Ibuku”
Ayahku Lumpuh Kena Teluh – Aku Vina anak pertama dari dua bersaudara, aku tulang punggung keluarga. Belasan tahun lebih, kami hidup bergelimang harta, tapi kini menderita. Terlahir menjadi anak sulung, mungkin Tuhan menakdirkan aku sebagai pengganti Ayahku. Sandra alias si Manja adalah adik perempuanku yang masih kuliah semester empat, sedangkan Ibu, lupakanlah ibuku.
Dibesarkan dari keluarga berada, membuatku bisa mengenyam pendidikan yang lebih layak. Dengan bermodalkan ijasah S2 management akutansi, gajiku terbilang lumayan. Aku sekarang bekerja di tempat Ayahku bekerja. Secara kebetulan, ayah menjabat direktur di perusahaan ini, tapi sayang sekarang beliau sedang terbaring sakit di rumah.
Aku sendiri merasa bingung, harus kumulai dari mana ceritanya, karena sejak Ayah sakit, keluargaku benar-benar berantakan. Masalah yang aku alami begitu berat, serasa hampir putus asa dengan keadaan. Kini hanya bisa berdoa dan berharap agar cobaan yang menimpa keluarga secepatnya berlalu. Ekonomi hancur, Ibu memilih pergi, dan aku harus berjuang untuk membiayai pengobatan ayah serta biaya kuliah adik, rasanya nikmat luar biasa.
Usiaku 26 tahun, tapi sampai saat ini aku belum punya kekasih. Kadangkala ditengah kejenuhanku, aku bicara sendiri di depan cermin, “mungkinkah aku akan terus menjomblo?”ucapku dalam hati, tiap melakukan ini, suka senyum sendiri seperti orang gila. Maaf, sebenarnya bukan ini yang ingin aku ceritakan, tapi tentang penglamanku yang menyeramkan. Kisah nyata ini sengaja aku bagikan, agar bisa berbagi pengalaman dengan kalian.
“Ayah bilang, rasanya seperti menginjak paku padahal pakai sepatu”
Malam itu, kami sedang berkumpul di meja makan bersama Ayah, Adik dan Ibu. Usai santap malam, beliau menceritakan kejadian aneh yang belum lama ini dialaminya. Ayah merasakan seperti ada paku yang menusuk telapak kaki, kata ayah rasanya sangat perih dan nyeri sekali. Kejadiannya, sewaktu ayah akan masuk ke ruang direksi, tiba-tiba ayah terkejut. Memang tidak logis, padahal ayah mengenakan sepatu, tapi rasanya seperti tertusuk tajamnya paku.
Aneh bin ajaib, setelah sepatu dibuka, ternyata tak ada paku dan tak ada luka sedikitpun di telapak kakinya. Mulanya Ayah tidak curiga, beliau tetap masuk ruangan dan melanjutkan pekerjaan seperti biasa. Selang dua minggu dari kejadian itu, beliau sering mengeluh sakit karena otot kakinya kram. Semenjak kaki sering mengalami kram, ayah menjadi sulit tidur. Begadang berhari-hari membuat ayah susah makan dan nampak semakin kurus.
Singkat cerita, sebelum akhirnya terbaring sakit, aku mendengar suara ledakan mirip petasan di atap rumah. Ledakan itu terjadi berulang-ulang hingga empat kali. Hanya aku dan ayahku yang mendengar suara ledakan itu, sedangkan adik dan ibu tidak mendengar apa-apa. Setelah ledakan terjadi, Ayah menderita lumpuh total, kedua kakinya tidak bisa digerakan sama sekali. Lama kelamaan kondisi Ayah memprihatinkan, ukuran kaki sudah mengecil, karena hanya tersisa kulit dan tulang.
Sejak Ayah sakit, Ibu sering uring-uringan tidak jelas dan sering keluar rumah, hingga puncaknya Ibu memilih pergi meninggalkan Ayah, Aku dan Adik. Rentetan kejadian yang bertubi-tubi, membuatku sangat frustasi. Rasa tak percaya tapi aku alami sendiri, bukan hanya itu, tapi gangguan mistis mulai meneror rumahku. Mulai dari aroma busuk hingga penampakan kepala tanpa tubuh, pernah aku alami. Aku membuat kesimpulan sendiri bahwa apa yang terjadi, pasti ada kaitannya dengan ghaib.
Pernah suatu malam, saat aku hendak ke kamar Ayah untuk memberikan obat, sebelum sampai kamar, aku melihat penampakan. Sosok kepala buntung tanpa tubuh, tiba-tiba keluar dari kamar Ayahku, spontan aku menjerit sampai adik terbangun dari tidur. Merasa gangguan ini sudah tidak wajar, akhirnya aku menghubungi Mbah Mijan dan menceritakan semuanya. Alhamdulillah, sejak meminta sarana dari beliau, gangguan aneh sudah tidak ada lagi.