Hadapi Persaingan Dengan Baiat Kerejekian

Cerita TKW Bikin Melongo

Hadapi Persaingan Dengan Baiat Kerejekian

Percaya Diri Saja Tidak Cukup Dalam Rangka Menuju Sukses Maka Dari Itu Saya Hadapi Persaingan Dengan Baiat Kerejekian

Kontak WA mbah mijan

Minim prestasi sekolah

Saya anak kelima dari enam bersaudara. Nama saya Panca dan saya dilahirkan di Bogor. Kami sekeluarga hidup sederhana disebuah desa tak jauh dari pusat kota Bogor. Menyelesaikan pendidikan hanya sampai tingkat SMK saja. Sejujurnya saya ini tidak begitu pintar. Ini bisa dilihat dari buku rapor sekolah yang nyaris tak pernah mendapat ranking sejak masih SD.

Meskipun begitu saya ini dahulu termasuk murid yang tidak pernah izin apalagi bolos sekolah. Saya menanamkan disiplin dari dalam diri saya sendiri khususnya urusan waktu. Bapak dan Ibu tidak mempermasalahkan soal prestasi sekolahku ini. Mereka berharap kelak bila saya sudah dewasa bisa menentukan jalan hidup sesuai keahlian yang saya miliki.

Sempat saya ingin menjadi pemain sepak bola profesional kala itu. Tapi melihat diri sendiri dengan kemampuan dibawah pemain profesional maka niat itupun luntur dengan sendirinya.

Remaja berjiwa pengusaha

Duduk dibangku kelas dua SMP. Saya dikenal kalangan teman-teman sekolah saya sebagai siswa yang setiap hari selalu ada yang dijual. Mulai dari makanan ringan, buku tulis, alat tulis, tas sekolah bahkan sampai sepatu sekolah. Pernah juga menerima borongan celana olah raga yang kala itu memang tidak disediakan oleh pihak sekolah.

Oleh Ibu wali kelas, saya dinilai unik dan memiliki jiwa pengusaha padahal masih usia belasan tahun. Kebiasaan itupun terus berkembang dari hari ke hari. Bila sedang dirumah pun sama saja. Tak sedikit yang menggunakan jasa saya untuk mencarikan sesuatu misalnya barang elektronik sampai dengan kendaraan bermotor.

Dengan sendirinya seiring waktu saya telah memiliki cukup banyak jaringan yang terbentuk dengan alamiah. Bisa jadi inilah yang membuat prestasi sekolah saya minim karena sibuk dengan urusan bisnis sendiri. Hasilnya bisa saya tabung dan sebagian saya sisihkan untuk membantu pengobatan Ibu saya.

Hadapi Persaingan Dengan Baiat Kerejekian

Pernah bangkrut

Meskipun punya jam terbang dan pengalaman pribadi dalam hal jual beli barang dan jasa, saya adalah orang yang tak luput dari bangkrut. Pernah bangkrut ini sempat membuat saya kalang kabut. Sampai pada satu titik saya sadar bahwa saya harus bangkit. Saya menyempatkan diri belajar dari para ahli untuk menambah wawasan saya.

Di usia seperempat abad, saya membuka usaha florist. Usaha ini saya pandang sangat menjanjikan dan prospek kedepannya cerah gemilang. Saya memulainya di daerah Cibubur. Lalu sempat saya pindah ke Tangerang untuk memperluas area dagangan saya. Bicara soal persaingan bisnis jangan ditanya. Super ketat adanya.

Saya memiliki dua belas karyawan dan semuanya saya rekrut dari Bogor. Mereka tinggal di tempat usaha ini dan sambil membuka kedai ngopi kecil-kecilan. Bersama merekalah saya memiliki semangat untuk terus bangkit dan tidak mempedulikan kebangkrutan yang pernah saya alami sebelumnya.

Bangkit dan berjaya

Dalam usaha saya yang sudah sebesar ini tentu saja ada seseorang yang berada dibelakang saya. Beliau motivator sekaligus guru spiritual saya. Ceritanya sekitar tahun 2012, pasca kebangkrutan usaha saya di Cibubur. Saya berkunjung ke Tangerang untuk survey lokasi. Secara tak sengaja saya bertemu Mbah Mijan. Kamipun terlibat pembicaraan singkat dan berselfie.

Pembicaraan selanjutnya terjadi sebulan kemudian di kediaman tempat praktek Mbah Mijan. Disanalah saya membawa pulang sarana Baiat Kerejekian. Semangat saya naik 100%. Mendorong percaya diri dari dalam hati saya yang memang pernah ada. Titik inilah yang saya abadikan sebagai awal bangkit dan berjaya.

Tahun demi tahun saya lewati dengan lebih baik. Usaha ini telah melayani klien seluruh Indonesia. Bila dahulu pengiriman menjadi kendala paling rumit maka kini keluar pulau pun sangat mudah dilakukan. Saya menikah agak terlambat namun itu tak jadi soal. Kini bersama istri mengelola usaha ini menuju berkah Illahi. Semoga usaha ini terus menerus dapat kami tekuni yang nantinya akan diteruskan oleh anak cucu kami. Aamiin.

Kontak WA mbah ;mijan

 

Konsultasi Dengan Mbah Mijan