Kakek Tua Penunggu Asrama Angker

CERITA HORROR ORIGINAL – EPISODE KAKEK TUA PENUNGGU ASRAMA ANGKER

KAKEK TUA PENUNGGU ASRAMA ANGKER 

 Kontak WA mbah mijan

 

“Kakek tua penunggu asrama angker – Saya tinggal di asrama tua, setiap tidur saya merasa seperti ada yang meraba. Pernah suatu malam terbangun karena rabaan itu, ngeri banget! selimut yang menutupi tubuh, tiba-tiba terangkat perlahan padahal tak ada orang”

kakek tua penunggu asrama angkerKakek Tua Penunggu Asrama Angker

 

Nama saya Sutarmi, tahun 2001 saya menjadi TKW dan bekerja di Taiwan. Selama satu tahun lebih saya tinggal di Asrama untuk mengikuti pelatihan. Saya tinggal bersama belasan orang yang juga ingin mengais rejeki di negeri orang.

Semula tak ada yang aneh dengan asrama yang saya tinggali. Walaupun terlihat kusam seperti tak terawat, tapi bangunan tua ini terlihat kokoh. Tampak pernak-pernik seperti lukisan, kursi goyang dan beberapa vas bunga lawas, menambah kesan hangat.

Masing-masing dari kita mendapatkan fasilitas satu kamar tidur, kasur yang empuk, dan selimut yang tebal. Menurutku sudah lebih dari layak. Perkiraan saya, asrama ini bisa menampung lebih dari lima puluh orang. Bayangkan betapa besarnya bangunan ini.

Sejak hari pertama ikut pelatihan, saya sudah melihat keanehan. Kursi goyang yang terletak di sebelah kulkas bergerak sendiri, sedikit kaget tapi buru-buru saya alihkan pandangan. Coba berfikir positif “namanya juga kursi goyang ya goyang-goyanglah, mungkin tertiup angin”, saya bicara sendiri dalam hati.

Hari kedua, semua penghuni yang ada di penampungan ramai-ramai membersihkan asrama. Saya kebagian membersihkan lukisan yang sudah dipenuhi sarang laba-laba, beberapa vas bunga antik, dan kursi goyang berdebu yang kemaren bergerak.

Apes! Ketika sedang membersihkan vas bunga, saya melihat kursinya bergoyang kembali. Saya kaget sekaligus merinding, dan “Pyaakkk” terlepas dari tangan. Alhasil vas bunga hancur berantakan. Hari itu saya merasa sial, dimarahi habis-habisan karena memecahkan vas itu tanpa sengaja.

Jika kemarin saya masih berfikir positif, tapi kali ini berbeda, “mungkin kursi goyang itu digerakkan oleh hantu” pikiranku melayang tak menentu. Saya bukan orang yang takut dengan hal-hal ghaib, “kalau mau kenalan tak apa-apa yang penting jangan mengganggu” bisik saya pelan.

Matahari mulai tenggelam, terangpun berganti gelap. Seusai shalat Isya berjama’ah, kita kembali ke kamar masing-masing. Letih seharian membuat tubuh terasa nyaman saat dibaringkan.  “kok aku kebayang vas bunga yang tadi pecah ya” saya bergumam sembari menghela nafas panjang.

Baru saja memejamkan mata, “tok-tok-tok” suara pintu diketuk. Saya sengaja tak menjawab tapi beberapa menit kemudian, ketukan pintu terdengar lagi, “siapa yaa?” tanyaku. Bukan sahutan yang menjawab pertanyaan, justru ketukan itu semakin keras, “tok-tok-tok-tok”.

Saya beranjak dari tempat tidur, pintu ku buka dan ternyata tak ada siapa-siapa, bulu kudukku langsung berdiri. Pintu saya tutup kembali, “sudah ku bilang, kalau mau kenalan silahkan tapi jangan mengganggu, aku tidak takut sama kalian” bentak saya sambil rebahan.

Tanpa pikir panjang, saya pastikan asrama ini ada penghuninya “pasti tempat ini ada hantunya, bodo amatlah, kita beda alam kok” tegasku. Antara merinding dan kesal, saya tarik selimut, saya pejamkan mata sambil baca doa sebisanya, malam itu tertidur nyenyak, ketukan pintupun tak terdengar lagi.

Kejadian aneh tidak selesai sampai disitu, setiap malam saya merasa ada yang mengganggu tidurku, mulai dari aroma yang kadang wangi tapi kadang busuk. Pernah suatu malam, saya juga mendengar suara menggeram seperti  harimau, tapi tak ku pedulikan.

Akhirnya keberanian luntur setelah mengalami kejadian yang menurutku sangat menakutkan. Siang itu saya cukup lelah hingga malamnya tertidur dengan kondisi pintu setengah terbuka, karena lupa menguncinya. Saya terjaga dari tidur setelah merasa, seperti ada yang meraba paha.

Malam berikutnya, saya juga merasakan hal yang sama. Lagi-lagi saya harus terbangun karena rabaan itu. Bayangkan kalau kamu yang mengalami, pasti akan menjerit dan berlari. Betapa tidak, saya melihat dengan jelas, selimut terangkat dengan sendirinya, padahal tak ada orang. Ini menyeramkan!

Puncak ketakutan yang ku alami ketika malam itu saya sengaja pura-pura tidur, tangan dingin mulai menggerayangi dari ujung kaki hingga punggung. Seorang kakek dengan wajah pucat, berambut putih, gigi bertaring dan kuku yang panjang sedang mengelus-elus kakiku.

Saya menjerit sejadi-jadinya sampai seluruh penghuni asrama terbangun dan berbondong-bondong ke kamarku. Setelah saya ceritakan apa yang terjadi, ternyata bukan hanya saya yang mengalami, tapi mereka juga. Sejak kejadian itu, kita sering tidur bertiga atau berempat. Apakah kamu juga pernah mengalami hal yang sama sepertiku?

“Kakek Tua Penunggu Asrama Angker”

Anda sedang punya masalah…??? Anda Ingin Konsultasi Dengan Kami…??? klik saja link dibawah ini

 


Kontak WA mbah mijan


Konsultasi Dengan Mbah Mijan