Karir Tiada Tara Berkat Susuk Mutiara
Menjalani profesi sebagai pegawai pemerintahan dari tingkat bawah hingga level tertinggi dan terbukti saya meniti karir tiada tara berkat Susuk Mutiara
Bukan lulusan terbaik
Saya Nur dan saya adalah seorang lulusan sarjana sebuah universitas negeri di Solo. Kemudian saya melanjutkan ke jenjang pendidikan pasca sarjana di Jakarta. Sebenarnya saya ini bukanlah lulusan terbaik namun saya kala itu tak sulit untuk mengikuti seleksi calon pegawai negeri di Jakarta.
Berbekal doa dan keyakinan akhirnya saya lolos dan berhasil bekerja disalah satu departemen. Sebagai abdi negara saya merasa sangat bersyukur dengan pencapaian ini. Kala itu awal tahun 90an dimana kondisi dan keamanan cenderung stabil dan tidak banyak hal-hal yang sifatnya rumit seperti sekarang.
Satu hal yang saya masih heran adalah justru para lulusan terbaik itu bekerja dalam kendali perusahaan swasta. Beberapa diantaranya berkarya sebagai wirausaha didaerah asal mereka.
Meniti karir dari nol
Awal bekerja tentu saja saya meniti karir saya dari nol. Seperti halnya pegawai lainnya saya bekerja berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan oleh negara. Selain itu dalam melayani masyarakat saya bertindak laku jujur tidak seperti kebanyakan rekan saya lainnya. Ini adalah pesan kedua orang tua saya agar menjaga kejujuran dimanapun saya berada.
Pada lima tahun pertama tidak ada pergerakan dalam karir saya. Sebagai pegawai yang menyandang gelar pasca sarjana tentu saja saya menginginkan jabatan saya ada kenaikan dalam periode tertentu. Pengangkatan jabatan yang saya tunggu ternyata tak kunjung tiba dan otomatis dalam periode berikutnya saya masih dalam jabatan yang sama.
Saya berusaha menikmati pekerjaan saya mengingat pekerjaan inilah yang nanti akan menjadikan saya pada level profesional. Menjadi profesi sekaligus menjadikan saya orang yang memberi pengaruh besar pada akhirnya. Impian saya untuk menjadi orang penting sangat besar disini. Itulah yang membuat saya terus prihatinkan diri dengan puasa Senin Kamis dan tak lupa berdoa setiap sepertiga akhir malam saya.
Bersaing ketat
Memasuki sepuluh tahun pertama barulah saya menyadari bahwa persaingan disini begitu ketatnya. Saya harus mampu bersaing ketat dengan mereka yang menjadi kandidat untuk menduduki posisi atau jabatan lebih tinggi. Saya tertarik dengan klenik dan metafisika yang akhirnya membuat saya memutuskan untuk menggunakan sarana susuk.
Awalnya sempat terpikir untuk ke Jogja atau ke Cirebon. Tapi pada akhirnya pilihan saya justru dapat yang lebih dekat. Mbah Mijan yang membuka prakteknya di Tangerang menjadi pilihan saya untuk sarana susuk ini. Setelah berbagi cerita dengan beliau akhirnya saya memutuskan untuk menggunakan Susuk Mutiara.
Sejak saat itu saya bekerja dengan dipantau secara khusus oleh Mbah Mijan. Rupanya rekan-rekan sejawat saya pun satu persatu mengakui bahwa mereka juga menggunakan sarana susuk yang mereka dapatkan dari beberapa jasa paranormal. Setiap ada kabar saya pasti diskusikan dengan Mbah Mijan hingga tiba saatnya saya memenangi persaingan dengan diangkatnya saya sebagai Kepala Bagian.
Duduk dikursi tertinggi
Tahun ini, saya menduduki kursi tertinggi sebagai Kepala Departemen. Inilah jabatan yang dahulu menjadi impian saya di lima tahun pertama. Namun jabatan ini tidak serta merta didapatkan begitu saja. Perjuangan saya yang panjang dan doa menjadi pengiring keberuntungan saya.
Sarana susuk yang saya gunakan pun tak luput dari campur tangan Allah Yang Maha Kuasa. Saya menjaga sebaik-baiknya agar supaya jabatan saya ini tidak menimbulkan keburukan dan sebaliknya bisa menjadi hal yang berguna untuk banyak orang. Saya selalu menerapkan untuk memulai hal yang baik setiap pagi kepada semua staf saya.
Hari ini saya duduk dikursi tertinggi hingga masa pensiun nanti, semoga tidak ada kendala besar yang mengganggu profesi saya dan tentunya keluarga saya. Sekilas pengalaman saya ini pendek namun aslinya pahit getir sudah saya lewati selama hampir tiga belas tahun lamannya. Bagi Anda yang harus bersaing ketat dalam karir, jangan ragu untuk gunakan sarana metafisika tentutnya dengan energi positif dan doa.