Teror Hantu Di Rumah Baruku

teror hantu dirumah baruku

 

TEROR HANTU DI RUMAH BARUKU

INI ADALAH CERITA NYATA TENTANG TEROR HANTU DI RUMAH BARUKU YANG DI ALAMI OLEH OM HENDRIK

 Kontak WA mbah mijan

 

“Saya, Istri dan Anak baru semalam menempati rumah yang saya beli. Awalnya saya pikir istri yang sedang mandi di kamar mandi lantai atas. Seperti bermain kran air, tapi setelah saya intip, ternyata tidak ada siapa-siapa”

teror hantu di rumah baruku

Nama saya Hendrik (32), tinggal di Bogor. Sudah dua belas tahun lamanya saya merantau di ibu kota. Alhamdulillah, akhirnya saya bisa membeli rumah type 36, 2 lantai dengan harga murah. Sebelum saya berhasil membeli rumah, saya mengontrak berpindah-pindah dari rumah petak satu ke petak yang lain.

Saya sangat bersyukur kepada Allah SWT. Setelah menikah dan punya anak, rejeki mengalir deras hingga mampu menabung. Ada Pepatah mengatakan, “menikah akan mendatangkan rejeki”. Pepatah itu benar adanya. Saya alami sendiri, kerja keras sedari muda tapi hasilnya baru terbukti setelah berumah tangga.

Jujur, saya menikahi istri hanya modal dengkul. Waktu tunangan, mas kawin yang saya bawa adalah hasil meminjam dari kakak. Seandianya saya ditanya, siapa orang yang paling baik di dunia, saya akan jawab, selain kedua orang tua, dialah istri saya.

Istri saya adalah sosok ibu dari anak saya yang luar biasa. Walaupun kami hidup susah, tapi istri tidak pernah mengeluh sama sekali. Hidup kami sangat sederhana, kerja keras dan berjuang mulai dari nol. Sebagai ibu rumah tangga, istri harus bisa mengatur penghasilan. Setiap kali gajian, istri menyisihkan uang untuk membeli emas. Saya masih ingat, kali pertama menabung emas hanya sebesar 1,5 gram..

“Tiga Tahun Bekerja Sebagai Karyawan Di Perusahaaan Interior”

Sebelum saya memutuskan untuk berhenti kerja dan mulai usaha mandiri, selama tiga tahun saya bekerja di perusahaan interior ternama di Jakarta. Tekad sudah bulat, saya akan mengumpulkan modal dan ingin membuka usaha interior. Alhamdulillah, dengan niat dan kerja keras selama empat tahun, keinginan saya terkabul.

Merintis usaha dari nol ternyata tidaklah mudah, hampir dua tahun saya benar-benar berjuang bahkan nyaris putus asa. Perlahan namun pasti, saya mulai menemukan pasar setelah berjalan memasuki tahun ketiga. Seiring berjalannya waktu, hari demi hari kondisi keuangan kami semakin membaik. Kami dapat menyisihkan penghasilan untuk membeli rumah.

“Inilah awal cerita kami sampai akhirnya menemukan tempat tinggal yang terbilang angker”

Setelah tabungan cukup, kami sepakat mencari tempat tinggal yang lebih layak. Kontrakan yang kami tempati sudah jatuh tempo dan harus segera pindah. Alasan ini yang membuat kami tergesa-gesa untuk segera mendapatkan tempat tinggal yang baru. Melihat papan bertuliskan rumah dijual, tanpa pikir panjang, kami langsung membelinya.

Siapa yang tidak tertarik melihat rumah dua lantai dengan harga murah. Kalau dilihat sepintas, rumah yang saya beli tampak biasa saja. Lantai bawah sudah rapi tapi lantai atas masih butuh renovasi. Menurut pemiliknya, rumah dijual karena kehabisan dana dan sedang terlilit hutang. Sejak itulah, awal mula kami mengalami kejadian menyeramkan.

“Hantu Tersebut Meneror Kami Sejak Rumah Itu Ditempati”

Saya sempat kegirangan bisa membeli rumah dengan harga murah, tapi saya tidak menyangka, jika rumah tersebut angker. Sejak malam pertama, saya sudah diteror hantu di rumah itu. Mulai dari suara seperti orang mandi, seperti orang tertawa, hingga langkah kaki.

Ceritanya Begini …

Tiga hari setelah terima kunci, kami langsung pindahan karena kontrakan kami sudah habis masa sewa. Siang itu, kami dibantu oleh dua keponakan untuk membereskan rumah. Setelah kondisi rumah beres, ponakan pulang menuju rumah masing-masing.

Matahari mulai terbenam, pertanda siang berganti malam. Jarum jam dinding menunjukan angka 11. Yah, sudah jam sebelas malam tetapi saya tidak bisa tidur. Entah apa penyebabnya, padahal tubuh terasa sangat lelah, tapi mata sulit terpejam. Istri dan anak saya sudah terlelap tidur di kamar utama.

Saya sengaja rebahan di sofa ruang tamu sambil memejamkan mata. Suara Cicak ditemani suara detak jarum jam dinding, menambah suasana malam itu terasa hening. Sesekali saya “melek”, memutar bola mata ke arah langit-langit rumah. Mata kembali saya pejamkan, terdengar suara “kricik-kricik-kricik” dari kamar mandi lantai atas.

Dalam hati saya berkata “kebiasaan deh, pasti bini nih, mandi tengah malem”, saya bergegas bangun dan menuju kamar utama. Saya khawatir istri belum selesai mandi tapi anak sudah terbangun, “biasanya itu bocah kalau bangun pasti nangis manggil bundanya”. Sedikit kaget ketika masuk kamar, melihat istri dan anak tertidur pulas.

“Byur-Byur-Byur”

Dalam benak saya “ah, palingan kran kamar mandi kali yang rusak”, saya kembali ke ruang tamu. Baru beberapa langkah dari kamar menuju sofa, tiba-tiba kembali terdengar suara yang semakin jelas “byur-byur-byur”, seketika saya merinding dan jantung berdebar kencang.

Saya terkejut dan berteriak memanggil istri “Bun..Bunda..!!” sambil menggedor pintu. Diapun terkejut sampai terbangun “Yah kenapa Yah!!?” tanya istriku kaget. “Nda, kamu denger gak suara air dari atas?” tanyaku. Bulu kuduk semakin berdiri ketika istri menjawab “suara apa sih, aku gak denger apa-apa”. “Itu lho Bun, byur-byur, masa kamu gak dengar sih, suara kayak orang lagi mandi, masa keras gitu gak kedengeran?” tegasku.

Seakan tak percaya, istri setengah memaksa dan mengajak saya ke lantai atas untuk memastikan sumber suara dari kamar mandi. Dengan jantung berdebar-debar kami berdua memberanikan diri naik menuju kamar mandi. 

Sungguh aneh! saat kami di depan kamar mandi, suara itu tiba-tiba berhenti. Ketika pintu kamar mandi saya buka, herannya! kran tidak rusak, lantainya juga tidak basah. Istri langsung tertawa dan meledek “Ayah ada-ada aja nih, katanya ada suara orang mandi, mana?” kesalnya.

Saya tak menghiraukan ledekan istri, justru yang ada dalam pikiran hanya bingung dan heran. Suara apakah sebenernya yang terdengar dari dalam kamar mandi. Kamipun kembali turun, Istri melanjutkan tidurnya tetapi saya tidak bisa tidur sama sekali. 

“Ternyata Teror Itu Belum Usai”

Malam kedua, giliran istri yang diganggu hantu penghuni rumah. Dia sampai teriak dan menjerit ketakutan saat saya sedang tertidur pulas. Istri mengaku melihat penampakan Nenek bungkuk  waktu dia sedang di dapur. Katanya, Nenek bungkuk itu rambutnya putih, kulitnya hitam, kukunya panjang  melompat-lompat menaiki tangga dan menghilang.

Sejak kejadian itu kami langsung meninggalkan rumah tersebut dan memilih tinggal di rumah ponakan.

The End

 


Kontak WA mbah mijan

 

 

 

 

 

Konsultasi Dengan Mbah Mijan