Aku Merdeka Dari Belenggu Gangguan Metafisika

Cerita TKW Bikin Melongo

Aku Merdeka Dari Belenggu Gangguan Metafisika

Bertahun-tahun hidup dalam jeratan mematikan hingga ruwatan membuat aku merdeka dari belenggu gangguan metafisika

Kontak WA mbah mijan

Lulusan terbaik tanpa karya

Aku biasa dipanggil Ibenk, nama asliku Bambang. Kedua orang tuaku asli dari Jawa Tengah tapi aku lahir dan besar di Bandung. Aku termasuk orang yang kurang bergaul dan tertutup dalam segala hal. Tak banyak aku punya sahabat karena ketemu orang saja untuk diskusi juga sangat jarang.

Dari masih duduk dibangku SMP, SMK hingga selesai kuliah aku terfokus dengan belajarku. Tak heran jika prestasi belajarku membanggakan kedua orang tuaku. Peringkat juara 1 adalah hal biasa bagiku saat terima raport. Ibenk si jenius melekat dalam keseharianku hingga lulus sebagai lulusan terbaik salah satu Perguruan Tinggi di Bandung.

Aku mengawali langkah selepas kuliah dengan bekal prestasi istimewa, ini membuat awal karirku sudah mulus sebelum melenggang. Masuk bergabung dalam sebuah perusahaan multinasional tak terasa sulit sama sekali. Kemudahan ini rupanya menjadi awal buruk perjalananku berikutnya.

Diincar untuk digulingkan

Sebagai karyawan baru dan menduduki jabatan bergengsi tak selamanya membuat hidupku tenang. Dibalik itu semua rupanya banyak orang mengincarku untuk tujuan menjatuhkanku. Berbagai cara mereka lakukan untuk menghentikan karirku. Mulai dari tebar fitnah, mengacau prosedur dan melakukan tindakan diluar nalar.

Aku menyadari bahwa jabatan ini berat dipikul oleh pundakku. Agak mengerankan karena aku yang baru bekerja 7 bulan saja sudah 4 kali berganti sekretaris. Mereka tak tahan bukan dengan tata caraku bekerja dan berkarya. Mereka tak tahan sebab merasakan ketidakberesan yang meneror mereka sehingga mereka tak mampu bertahan.

Semakin sulit aku rasakan dikala aku tengah suntuk dan ditekan oleh deadline. Tak ada satupun teman dan sahabat yang menjadi tempat curhat. Sedang kedua orang tuaku tak tahu menahu soal pekerjaanku ini. Sedangkan sekretaris sudah tak ada lagi, bayangkan seorang sekretaris berpengalaman pun tak sanggup mendampingiku.

Aku Merdeka Dari Belenggu Gangguan Metafisika

Cerdas tapi pengangguran

Berasa menjadi anak tak berguna, sudah dibiayai sekolah tinggi tapi sama sekali tak menghasilkan apapun. Cerdas itu anugerah dan prestasi itu hanya titipan saja. Kini hari berlalu cepat sekali tanpa hasil yang berarti. Seakan percuma jenjang pendidikanku yang sudah kutempuh. Ibenk sekarang jadi anak pengangguran.

Menganggur bukan karena tak bisa mencari kerja, namun kedua tanganku ini tak berfungsi seperti halnya mati rasa. Lumpuh juga tidak sebab hasil diagnosa dokter manapun menyatakan kedua tanganku baik-baik saja. Sesekali dirumah aku bisa menulis atau mengetik, namun baru beberapa menit saja tangan tiba-tiba kebas. Lalu kaku dan berakhir lemas tanpa daya.

Aku bisa apa lagi dengan kekuranganku ini? Makin hari makin lemah, usiapun makin bertambah. Jangankan ada wanita mendekat, mikirin hidup sendiri saja kadang hampir sekarat. Menganggur membuat depresi luar biasa. Melihat teman kecilku yang sekolahnya biasa saja namun bisa bekerja dan menafkahi keluarganya justru membuatku menyesal bukan kepalang.

Menempuh jalan supranatural

Kedua orang tuaku yang pasrah akhirnya menempuh jalan supranatural. Mereka mengundang ahli ruqyah yang mereka kenal. Memang ada kemajuan aku rasa tapi kok ehh, gak lama lagi bisa kambuh lagi. Malah kambuhnya lebih parah. Kerabat yang lain mencoba bantu dengan mengajakku berobat ke beberapa tempat di Sukabumi dan Cirebon. Hasilnya kurang lebih sama.

Aku beruntung ibu gak menyerah mengikhtiarkan kesembuhanku. Suatu malam ibu bermimpi bahwa penyakitku bukan penyakit biasa. Ini adalah santet yang dikirim oleh orang yang merasa iri kepadaku. Ibenk yang malang, begitu kata ibu. Semangat ibu untuk kesembuhanku pun ia buktikan dengan mengajakku paksa ke Jakarta.

Kami sengaja mendatangi alamat praktek Mbah Mijan, biasanya kami hanya menyaksikan di TV dan Youtube. Hari itu kesempatan untuk konsultasi dan pengobatan kedua tanganku ini tak kusia-siakan. Lewat tindakan ruwatan yang khususkan untuk melepaskan efek santet ini, berangsur-angsur rasa aneh itu pun hilang.

Rasa syukur kami tiada terkira, terbongkar sudah siapa pengirim sengkala yang sebabkan kedua tanganku melumpuh tak nalar. Terima kasih Mbah Mijan.

Kontak WA mbah mijan
 

Konsultasi Dengan Mbah Mijan