Amalan Banjir Uang Saat Kecil Peluang
Ketekunan dalam melakukan ikhtiar dengan doa yang tulus adalah bagian dari amalan banjir uang saat kecil peluang
Meneladani para guru
Saya berasal dari Jawa Timur dan kini menetap di Tangerang. Saya lahir dan dibesarkan dikota yang dikenal sebagai Kota Santri. Masa kecil saya diajarkan untuk melakukan segala sesuatu hal seperti yang telah di sunnahkan. Keseharian saya bersama teman-teman adalah mengaji dan menghabiskan waktu di musholla.
Kami diajar oleh seorang guru yang sabar dan beliau ingin agar kami kelak menjadi orang besar. Kami memang terbatas dalam dunia pendidikan formal namun kami dibekali akhlak dan kejujuran dalam menjalankan lika liku kehidupan. Guru mengajari kami bagaimana cara bersyukur, cara menyikapi segala peristiwa hingga cara bertahan hidup dimanapun kami berada.
Sungguh beliau adalah teladan bagi kami semua. Beliau ini usianya sudah cukup tua namun masih tangguh dan tenaganya masih bak pria usia 30an tahun. Rahasia beliau adalah mengkonsumsi kurma dan tempe mentah. Aneh memang tapi begitulah adanya. Beliau tidak pernah menyentuh minuman keras apalagi narkoba. Meski beliau adalah perokok yang cukup aktif.
Merantau atas restu guru
Menginjak usia 21 tahun saya memberanikan diri berpamitan kepada guru dan sahabat kecil saya. Bahwasanya saya ingin merantau dalam rangka memperbaiki kehidupan saya. Ini bukan berarti kehidupan saya tak baik ditanah kelahiran sendiri. Hanya ingin mewujudkan cita-cita saja.
Syahdan, saya berangkat dengan diantar ke stasiun kereta api oleh sahabat saya. Niatnya saya akan merantau ke daerah Tangerang. Disana ada kerabat yang sudah lama menetap dan atas arahannya pula saya menuju kesana. Saya memulai pekerjaan saya sebagai penjual madu. Aneka madu yang saya jual ini adalah asli, murni dan halal.
Madu menjadi pilihan saya karena sejak kecil saya sendiri menyaksikan guru mengkonsumsinya. Selain madu saya juga menjual beberapa jenis kurma. Saya berjualan dari satu tempat ke lain tempat dimana terdapat kerumunan banyak orang. Saya belum memiliki toko.
Menjaga sedekah dan doa
Pesan guru sangat berpengaruh dalam perjalanan hidup saya. Khususnya pesan untuk bersedekah dalam kondisi apapun. Lalu menjalankan doa dengan sungguh-sungguh hati setiap malam dan pagi sebelum berjualan. Dagangan saya kadang laku sedikit kadang laku banyak, pernah juga tidak laku sama sekali.
Rejeki semua sudah pada porsinya dan bersyukur akan membuat semua lebih nikmat dan berkah. Diluar dugaan, saya mengalami hal yang tak diinginkan. Dagangan saya habis dicuri sesaat setelah saya tertidur sehabis sholat Dhuhur. Saya kelimpungan dan habis sudah semua pencaharian saya.
Salah satu pelanggan saya adalah Mbah Mijan dan ia kaget saat hendak membeli madu saya. Kepada beliau saya bicara jujur apa adanya. Beliaupun berpesan untuk sabar dan tetap berikhtiar. Saya diberikan sesuatu yakni Tasbih Karomah untuk saya gunakan sebagai media berdzikir setiap saat.
Rahasia yang menjadi amalan kaya
Saya kembali bangkit dan mulai membaik dengan banyaknya pelanggan yang kembali memesan. Saya ingat dengan yang disampaikan Mbah Mijan tentang Baiat Kerejekian. Itu adalah amalan dengan sarana untuk berdagang agar terhindar dari hal-hal tak diinginkan. Perkara laris manis itu adalah bagaimana kita menjaga kualitas dan kejujuran berniaga.
Sarana Baiat akhirnya saya dapatkan dan 1,5 jam berdiskusi dengan Mbah Mijan membuat semangat saya memuncak. Percaya diri dalam berdagang muncul tak terbendung bersama ide-ide baru yang segar. Kiranya esok dagangan saya ini akan bisa dinikmati oleh lebih banyak orang.
Meski peluang sedang nihil dengan kondisi persaingan yang makin ketat tapi peluang kecil itu bisa jadi raksasa. Berkreasi dengan produk yang saya jual dengan cara offline dan online terbukti ampuh menaikkan pendapatan saya. Sarana Baiat Kerejekian ini menjadi satu kekuatan tersendiri dalam menjaga dan mengawal setiap langkah saya dalam berdagang. Saya mengamalkannya dengan serius dan mengharap ridho Illahi, barakallah semua terwujud.