Kisah Kesurupan Pahlawan Devisa Di Perantauan
Berada jauh dari keluarga dengan hantaman dan ancaman makhluk halus menjadi kisah kesurupan pahlawan devisa di perantauan
Berangkat dengan tekad bulat
Saya Aningsih dari Purbalingga dan saat ini saya berada di Timur Tengah. Saya adalah salah satu dari jutaan wanita Indonesia yang mengadu nasib sebagai TKW diluar negeri. Awal saya berangkat kesini adalah tanpa pilihan negara tujuan. Sebab yang ada dalam pikiran saya adalah meninggalkan desa untuk memulai kehidupan baru.
Saya bertekad bulat untuk pergi agar lebih mudah melupakan cerita sedih yang menimpa saya. Saya adalah wanita yang dinikahi oleh seseorang yang ternyata masih beristri. Kesedihan ini menimpa orang tua dan keluarga besarku. Suatu malam saat kami sedang bersama-sama tetiba datang perempuan yang mengaku sebagai istri sah dari suamiku. Ia datang tak sendiri namun membawa dua anak dan beberapa sanak saudaranya.
Mulai malam itu tangisan dari air mata ini seakan tak ingin berhenti. Ibu yang berusaha selalu menenangkanku pun tak kuasa ikut meneteskan air mata. Jadi inilah alasan tekad bulatku untuk pergi setelah menikah hanya seumur jagung. Suami yang selama ini mengaku bekerja sebagai sopir ternyata telah beristri sah dan memiliki putra putri.
Sakit saat perjalanan
Setelah semua dokumen lengkap dan masa-masa pelatihan selesai saya jalani maka berangkatlah saya. Pesawat yang mengantar saya beserta sesama rekan TKW sepertinya bermasalah. Beberapa kali terjadi turbulensi namun alhamdulillah kami semua selamat. Beberapa menit menjelang pendaratan saya merasa ada yang aneh dengan mata saya.
Pedih mata tak seperti biasanya, lalu kepala belakang terasa berat sekali. Ketika pesawat telah berhenti sempurna, dada ini terasa sesak dan nyaris pingsan. Saat itu saya tersadar sudah diruang klinik bandara. Untuk sementara waktu saya bisa meneruskan perjalanan kerumah majikan.
Namun tiba dirumah majikan baru hendak semalam, rasa itu kembali mendera. Rasa sakit aneh yang saya rasakan ini baru kali pertama saya rasakan. Rasa sakit sejak masih berada didalam pesawat yang luar biasa.
Mencoba pengobatan alternatif
Saya bersyukur memiliki majikan yang baik. Keluarga majikan pun baik dan mereka sepakat untuk membawa saya untuk berobat alternatif. Ini semua dilakukan karena secara medis tidak ada indikasi penyakit apapun. Hasil diagnosa terakhir menyebutkan bahwa kondisi saya baik-baik saja.
Kebaikan majikan ini rupanya tak kunjung membawa hasil. Menurut pakar ruqyah setempat hanya menyebutkan bahwa telah terjadi gangguan sihir secara bertahap namun tidak menyebutkan jenis sihir yang terjadi. Beberapa kali dalam seminggu rasa sakit itu tak kunjung sembuh meski sudah beberapa kali pula di ruqyah.
Akhirnya saya memutuskan untuk menghubungi keluarga di Indonesia agar coba dicarikan paranormal atau ustadz atau boleh kyai. Sepertinya apa yang saya takutkan benar terjadi. Santet, rupanya telah menyerang saya habis-habisan. Tanpa kompromi menyiksa saya dari kepala, mata, hingga dada dan perut.
Melibatkan banyak praktisi
Upaya keluarga di Indonesia tak lantas membuahkan hasil. Tercatat lebih dari 5 orang praktisi pengobatan telah mencoba mengerahkan semua kemampuannya. Meskipun jarak jauh, memang dari ikhtiar ini cukup mengurangi rasa sakit. Hanya saja saat kambuh yaa luar biasa rasanya.
Pencarian praktisi kembali diteruskan dan pilihan jatuh kepada Mbah Mijan. Praktisi ruwatan yang praktek di Tangerang Kota. Mbah Mijan memang meracik sarana ruwatan atau ruqyah jarak jauh namun berpesan bahwa bila pulang ke Tanah Air agar menyempatkan bertemu untuk penyempurnaan.
Lebih lanjut Mbah Mijan menjelaskan bahwa santet yang telah dikirimkan ini berasal dari seorang wanita yang benci dan dendam karena suaminya telah direbut. Namun saya tak boleh membalas dendam ini dan harus bisa berdamai dengan masa lalu. Mbah Mijan juga berpesan bahwa ikhlas hati akan mempercepat proses penyembuhan dan nantinya penyempurnaan ruwatan ini. Santet itu jahat sekali, jadi kuatkan ibadah serta sabar dan bila perlu pagari diri dengan energi positif untuk keselamatan.