Diari Susan Sang Bidadari Perantauan
Berangkat pergi jauh dari sebuah kehancuran urusan asmara justru berakhir menjadi sebuah cerita dalam diari Susan sang bidadari perantauan
Menikah usia muda
Panggil aku Susan, ini nama panggilanku yang akrab disini. Saat ini aku di Jepang dan sepertinya memang disinilah duniaku. Sedikit aku mau bercerita bahwa aku tak lulus SMK dan praktis aku hanya seorang lulusan SMP. Semua karena aku harus menikah di usia muda, belum genap 17 tahun.
Menikah muda karena sebuah musibah rupanya membawa kehidupan saya banyak berubah. Banyak hal yang saya rasakan sangat menderita. Memiliki suami yang temperamen dan makin lama tidak ada tanggung jawabnya sama sekali. Biaya hidup terus bertambah malah hutang yang numpuk jumlah. Kepala rasanya kayak mau pecah.
Keluargaku yang sejak awal memang tak merestui semua ini hanya bisa pasrah. Kondisi rumah tanggaku semakin parah dan semua ini akhirnya berujung pada satu kata yaitu berpisah.
Terjebak dalam pergaulan bebas
Memiliki satu anak yang masih usia balita itu repot bukan main. Membayar pengasuh aku tak bisa dan untungnya masih ada bibiku yang dengan penuh kasih sayang membantu merawatnya. Jujur aku terjebak dalam sebuah pergaulan bebas. Bisa dibilang bebas karena aku banyak bekerja dimalam hari.
Saat itu aku menjadi biduan. Menyanyi dari satu acara ke acara lain yang tak luput dari godaan dan rayuan para lelaki hidung belang. Di masa-masa itulah aku mengenal rasanya menenggak minuman keras dan kecanduan rokok meski akhirnya aku bisa berhenti saat ini.
Cuitan tetangga kanan kiri tak aku pedulikan. Toh aku mencari uang untukku dan anakku juga bibiku yang sepenuh hati merawatnya. Status rumah tangga yang masih menggantung tak menyurutkan semangatku. Aku tak ingin bergantung pada seorang suami yang tak ada tanggung jawabnya sama sekali ini. Lelah badan lelah hati lelah pikiran sudah biasa kualami.
Pergi jauh demi impian
Suatu sore aku mendengar kabar bahwa suamiku telah menikah siri dengan wanita lain. Dibilang hancur jelas hancurlah hatiku. Aku sempat terpikir untuk memperbaiki hubungan dengan suami demi anak semata wayang ini. Tapi ternyata fakta berbicara beda, suami tergoda lain wanita dan akupun menjatuhkan talak secepatnya.
Berstatus janda anak satu, sering bekerja malam hari, dandanan yang sangat berbeda dari aku yang dulu tentunya membuat banyak sahabat yang menjauhiku. Aku juga jadi cukup jauh dengan keluargaku sendiri secara hubungan batin. Hanya bibikulah wanita terbaik yang aku miliki.
Dalam kondisi itulah aku memutuskan untuk hijrah menjadi seorang TKW. Aku harus tega meninggalkan anak yang sudah sangat dekat dengan bibi. Aku harus kuat untuk bisa berangkat jauh sebab impianku sangat tinggi. Yaa aku mau bisa hidup mandiri, punya ini itu, anak sekolah tinggi dan aku mau itu semua aku raih tanpa bantuan siapapun. Aku ingin buktikan kepada anakku bahwa aku adalah mama yang hebat berjuang.
Primadona semua orang
Di Jepang, aku bekerja sebagai asisten rumah tangga. Majikanku adalah seorang musisi yang cukup dikenal disini. Beliau sering mengadakan perhelatan dan pertunjukkan. Lalu beliau juga seringkali membuat aransmen untuk beberapa produk iklan dan jingle.
Satu hal yang sebenarnya aku rahasiakan adalah sebuah sarana yang kala itu bibiku sarankan. Sarana itu adalah Saputangan Karomah yang bibi saya pesankan dari Paranormal Mbah Mijan. Aku sendiri gak pernah ketemu Mbah Mijan. Lihat di TV sih pernah.
Siapa sangka sarana ini menjadikan majikanku begitu perhatian. Bahkan suatu sore saat aku bernyanyi di belakang rumah, diam-diam majikanku sangat terpukau dengan suaraku. Ia pun memberhentikanku sebagai asisten rumah tangga lalu mengajak serta aku dalam urusan job musik. Itulah diari seorang Susan yang kini jadi primadona saat mengisi acara Wedding dan berbagai event lain dengan honor berlipat-lipat ganda dari seorang biduan di Indonesia. Aku sangat bersyukur atas semua kemudahan ini. Semoga tabunganku kelak mencukupi untuk wujudkan impianku bersama anak dan bibi.