Bersinar Terang Diantara Bintang
Aku seorang model yang memulai karir dari titik nol namun saat ini banyak orang bilang bahwa aku bersinar terang diantara bintang
Gemar berpose
Namaku Felicia dan saat ini usiaku 24 tahun berstatus single. Aku termasuk perempuan yang gemar berpose didepan kamera sejak dari bocah. Koleksi foto yang ada dirumah menjadi saksi dimana usia balitaku dulu dipenuhi dengan foto-foto jepretan om ku yang memang seorang juru foto profesional.
Menginjak usia remaja aku bersekolah di salah satu sekolah swasta di Malang. Disanalah aku menemukan banyak teman dan sahabat. Kami yang memang memiliki hobby yang sama kerapkali menghabiskan waktu kami untuk mencari spot untuk berswafoto.
Alasan inilah yang membuatku bersama teman SMP ku meneruskan sekolah di SMA yang sama. Kami terus berburu tempat-tempat menarik untuk mengabadikan momen. Secara alamiah aku belajar bak model sampai akhirnya aku bertemu seorang agensi model.
Hijrah ke Ibukota
Aku meneruskan kuliah di Jakarta. Hijrah dengan segala kenekatanku dimana awalnya papa tidak menyetujui keinginanku ini. Mungkin bila di Surabaya masih diperbolehkan. Aku harus bisa meyakinkan keluargaku bahwa di Ibukota nantinya aku akan menyelesaikan kuliah dengan sempurna.
Dilain sisi aku juga terus mendalami dunia modeling hingga akting. Atas saran agensiku sebelumnya bahwa aku harus siap memulai dari titik nol bila ingin bersaing di Ibukota. Akupun menyambutnya dengan sangat semangat yang aku buktikan dengan mengikuti berbagai macam audisi dan casting.
Memang tak banyak harapan yang ada tapi paling tidak aku sudah berusaha. Menjadi figuran mulai dari iklan produk hingga sinetron menempaku bahwa seperti inilah ketatnya persaingan dunia hiburan di kota besar. Apapun itu kuliahku tetap nomor satu. Sambil terus mengasah diri nantinya dunia model inilah yang akan membuat semua khayalan masa kecilku menjadi kenyataan seiring waktu.
Menelan pil pahit
Seusai kuliah dengan hasil yang memuaskan tak lantas membuatku bekerja dibidang yang sesuai dengan disiplin ilmuku. Aku justru makin tenggelam dalam persaingan dunia modeling. Ikut seleksi sana sini dan ditolak mentah-mentah pun sudah terbiasa buatku.
Suatu hari aku pernah ditawari oleh seorang pencari bakat untuk terlibat dalam sebuah pembuatan film. Tentu saja hal ini menjadi keajaiban buatku. Mimpi apa sampai aku mendapatkan tawaran ini? Namun rupanya semua hanya jebakan semata. Aku nyaris kehilangan semuanya karena kecerobohan dan keherananku sendiri.
Aku baru menyadari bahwa seorang pekerja seni dan hiburan memang butuh seorang manager atau paling tidak asisten yang mengurus segala sesuatunya. Belajar dari pengalaman menelan pil pahit itu aku bangkit dan lebih bersemangat. Terbukti satu persatu tawaran berdatangan meski dengan honor tak seberapa.
Menangi persaingan
Berada diatas catwalk dan berpose atau berakting didepan kamera adalah impian seorang model. Berangkat dari sebuah kota kecil dan bertarung keberuntungan di Ibukota membuatku harus menggunakan sarana atau piranti metafisika. Awalnya ada rasa takut namun akhirnya aku memberanikan diri untuk memilih cara itu.
Jakarta ternyata memiliki banyak opsi untuk bisa mendapatkan sarana yang aku butuhkan. Susuk seorang pekerja seni khususnya model, menjadi sarana wajib bila ingin benar-benar ingin memenangi persaingan yang makin ketat. Dunia sosial media yang setiap hari muncul selebgram baru misalnya, adalah tantangan yang tak dapat diduga. Sebab itu bisa mempengaruhi persaingan yang terjadi.
Pilihan terakhirku jatuh kepada Mbah Mijan yang memang sudah aku perkirakan sebelumnya. Bahwa paranormal yang satu ini pasti banyak melayani para artis. Butuh waktu untuk menabung demi bisa memaharkan sarana yang aku butuhkan. Susuk Emas yang aku gunakan dalam setahun pertama dari beliau kini sudah aku upgrade ke Susuk Berlian. Secara lahiriah aku pasti berusaha sekuat tenaga namun secara batiniah aku butuh bantuan dari seorang Mbah Mijan untuk bisa tetap eksis dan bersaing dengan sehat sampai menang.