Pejuang Hati Penakhluk Lelaki
Saya terlahir sebagai perempuan biasa saja yang hanya memiliki kesetiaan dan kesungguhan sebagai pejuang hati penakhluk lelaki
Dibesarkan dipinggiran kota
Panggil saya Dara, perempuan yang lahir dan dibesarkan diperbatasan Bekasi dan Karawang. Tak jauh dari tempat kelahiran saya adalah pesisir pantai utara pulau Jawa. Kedua orang tua saya berprofesi sebagai petani dan sesekali membantu menggarap sawah milik para tetangga yang membutuhkan tenaga. Saya sulung dari tiga bersaudara.
Meski pekerjaan orang tua saya adalah bertani namun pola pikir mereka cukup maju. Ini dibuktikan dengan keseriusan mereka dalam memenuhi pendidikan ketiga anaknya. Saya lulusan Diploma sedang adik saya saat ini tengah berkuliah di Cirebon dan bungsu masih duduk dibangku SMK.
Sebagai anak sulung yang sudah dibesarkan diambang mandiri, saya dituntut pada dua hal yang bersamaan yakni bisa bekerja menghasilkan uang serta lekas mendapatkan jodoh. Dilingkungan tempat kami tinggal memang gadis muda itu diburu-buru segera menikah.
Tak mudah tergoda pria
Saya bekerja di kota Bekasi sebagai karyawan pemasaran property. Saya bagian administrasi yang setiap hari seringkali bertemu banyak orang, khususnya para lelaki. Sejujurnya dalam hati kecil saya ini telah menyimpan satu nama yang saya kenal saat masih berkuliah dahulu. Satu nama yang saya sendiri tak berani mengungkapkan lagi sebab ungkapan pertama saya hingga kini belum terjawab.
Keberanian mengungkapkan isi hati kepadanya adalah kali pertama dalam hidup saya. Saya adalah tipe perempuan yang tak mudah tergoda oleh lelaki. Bila sudah ada satu nama yaa sudah itu saja sudah cukup. Nama yang tersimpan dihati saya adalah Brian. Kini ia bekerja di Jakarta Pusat.
Kami berkomunikasi sewajarnya bahkan tak terasa seperti dua insan yang sedang jatuh cinta. Sikap dingin Brian yang justru membuat saya makin menyayanginya. Tidak setiap hari juga kami berkabar layaknya orang berpacaran. Kami berkabar seperlunya saja.
Setia untuk satu hati saja
Tahun demi tahun berlalu dan tak terasa usiaku menginjak 25 tahun. Sementara adikku yang juga telah bekerja sudah resmi bertunangan dengan kekasihnya. Saya selalu jadi bahan omongan para tetangga bila sedang libur pulang kerumah. Mau nunggu apa lagi? Kerja sudah, tabungan ada, kok gak segera menikah?
Saya hanya bisa tersenyum saja dan tetap pada pendirian saya bahwa dari dalam lubuk hati terdalam saya hanya setia untuk satu hati saja. Entah sampai kapan seorang Brian ini memberikan pernyataan untuk saya. Sekalipun pernyataan itu pahit saya akan tetap menerimanya.
Tak ada sosok pria lain dalam hati dan hidup saya. Dengan penuh harap kepada Allah semoga kelak saya bisa menjadi istri untuk pria yang selama ini tersimpan rapi di hati. Tiba waktu adik saya menikah, Brian datang mengucapkan selamat. Namun tak kunjung ia sampaikan apa isi hatinya untuk saya ini.
Berjuang lelah untuk sakinah
Dalam perjalanan seorang pejuang hati, tentu rasa sabar dan lelah mencapai titik jenuh sebuah penantian. Ketidakbiasaan curhat kepada siapapun membuat beban di dada saya makin membesar. Sampai pada akhirnya saya iseng menghubungi kontak layanan konsultasi Mbah Mijan.
Awal mulai saya malu ungkapkan semua ini sampai saya mohon-mohon untuk dirahasiakan nama saya. Saya ceritakan semua sampai lega. Rupanya bukan soal urusan hati ke hati tapi yang utama adalah memohon kepada Allah supaya jodohnya dimudahkan. Bila jauh di dekatkan dan bila masih lama di segerakan.
Saya ngikut saja apa yang disarankan kepada saya yang selama ini hanya berharap pada satu nama saja. Rangkaian Ruwatan Buang Sial diam-diam saya amalkan tanpa sepengetahuan keluarga. Benar saja bahwa hati saya merasa jauh lebih rileks dan lebih tenang. Tanpa beban, saya tetiba kepikiran untuk menemui Brian ditempat kerjanya yang kebetulan pas hari ini ulang tahunnya. Kehadiran saya yang mendadak mengejutkannya dan menjadi hari tak terlupakan bagi saya sebab saat itu pula Brian berkata, hanya perempuan serius yang bisa mengambil hati saya. Dan sangat jelas Brian saat itu menyebut nama saya. Kami pun menikah dua bulan kemudian. Inilah akhir dari penantian yang panjang dalam kesetiaan.