CERITA HORROR ORIGINAL – EPISODE
PENAMPAKAN GADIS CANTIK BERLIDAH PANJANG
PENAMPAKAN GADIS CANTIK BERLIDAH PANJANG
“Gadis rupawan di Makam yang sudah tak difungsikan. Aku melihat sebelum dia melihatku, tapi setelah sadar bahwa aku sedang melihatnya, gadis ini menjulurkan lidah panjang menyentuh tanah. Seketika suasana remang berubah gelap gulita dan aku pingsan”.
Cerita singkat ini dialami langsung oleh remaja tanggung yang baru saja masuk kuliah, tepatnya tahun 2007 silam. Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (OSPEK) yang diikuti Abdurrahman, berujung terkulai lemas tak sadarkan diri, setelah melihat gadis rupawan berlidah panjang, siapakah dia?
Mbah juga pernah mengalami kegiatan ini, ketika awal masuk kampus, tapi kita menyebutnya “perpeloncoan”, menyebalkan namun selalu mengenang. Mulai dari pakaian yang rupa-rupa, makan dengan durasi yang dibatasi hingga kita melakukan berbagai permainan. Masih adakah perpeloncoan di era sekarang?
Petang itu, Maman panggilan akrabnya, sangat bersemangat mengikuti OSPEK di kampus hingga tengah malam. Ia bercerita, permainan terakhir adalah mendatangi makam di malam hari dengan kondisi mata tertutup kain, memang ramai-ramai tapi berasa sendiri” katanya.
Lokasi permainan terakhir adalah makam yang sudah lama tak difungsikan, jika sore hari, tempat ini sering digunakan anak-anak bermain sepak bola. Menurut informasi, disfungsi makam karena sengketa dengan ahli waris, padahal sudah diwakafkan oleh mendiang orangtuanya.
Secarik kain melingkar di kepala tepat menutup mata, tubuh Maman diputar tiga kali oleh kakak seniornya, sebelum diantar jalan ke lokasi. Ia tahu kalau semua itu hanya permainan, tapi tetap saja, berjalan dengan kondisi mata tertutup, membuat halusinasi kemana-mana.
Maman berjalan dituntun pelan sambil mendengarkan peraturan game, “Ingat! ini makam, tidak boleh bersuara, semua harus fokus” terdengar perintah dari balik Toa. Derap langkah teman-temannya yang ramai, sayup mulai tak terdengar lagi, “Man, ingat Man! ini game doang” katanya dalam hati.
Dia terus berjalan mengikuti tangan yang dipegangnya, lama kelamaan Maman merasa ada yang aneh. Ia coba bertanya kepada kakak senior, “kak, berhentinya kapan kak, kok lama banget?” tanya Maman. Dia hanya bisa terdiam saat jawaban dari pertanyaannya hanya “Hhheemmm”.
Ia merasakan tangan yang dipegangnya mulai dingin, tapi Maman tetap fokus. Sambil terus berjalan, ada yang berkecambuk dalam hati. Dia sempat membatin “Tangannya kok dingin ya, ah! mungkin efek angin malam kali yaa, tenang Man, tenaang, ini game Maan, gaaame” imbuhnya untuk mengusir rasa takut.
Suara mendatar dan menggema tapi hanya satu kata “sampai”, merinding namun lega, akhirnya Maman sampai juga ditujuan. Beberapa menit menunggu, kain yang menutup mata tak kunjung dilepaskan, ia berinisiatif untuk membuka sendiri.
Setengah jam dengan kondisi mata tertutup, biasanya membuat penglihatan sedikit kabur, butuh beberapa menit untuk menormalkan pandangan. Wajah Maman mendadak pucat pasi saat mengetahui ternyata dia sendirian, tanpa ada kakak senior maupun teman-teman disampingnya.
Tanpa pikir panjang, Maman berlari sekuat tenaga, selain takut ia merasa sedih, “Saya ditinggal tengah malam di makam sendirian, bukan becanda ini, mereka sudah kelewatan” gerutunya. Ia terus berlari tanpa peduli gelap, setelah dirasa cukup jauh, Maman menghentikan langkahnya, tapi apa yang terjadi?
Sedikit membungkukan badan dengan posisi kedua tanggan dilutut, dia menarik nafas panjang kelelahan. “Jujur, saat itu saya menangis, saya bingung! saya takut! saya marah! ternyata saya lari di tempat dan saya masih di lokasi yang sama” imbuhnya.
Seakan tak percaya, ketika Maman menoleh ke arah kanan dengan posisi setengah membungkuk, terlihat gadis cantik berjalan melayang. Ia mengedipkan mata berkali-kali guna meyakinkan, bahwa apa yang dilihat adalah halusinasi semata, namun gadis itu tak kunjung hilang dari pandangan.
Maman memastikan bahwa gadis itu berparas cantik, walau dalam kondisi sedikit gelap, sebab jaraknya hanya dua meter saja. Sosok ini berjalan melayang dengan santai diikuti wangi bunga kamboja, seakan tak peduli ada Maman disebelahnya, tapi kejadian ini hanya sesaat.
Tatkala perempuan cantik bergaun putih ini sadar, bahwa Maman sedang melihatnya, dia menoleh sambil melotot dan menjulurkan lidah yang panjang sampai tanah. Setelah itu, Maman mengaku tak ingat apa-apa lagi, karena pandangannya mendadak berkunang-kunang. Seketika gelap dan pingsan.
Mbah juga pernah mengalami kegiatan ini, ketika awal masuk kampus, tapi kita menyebutnya “perpeloncoan”, menyebalkan namun selalu mengenang. Mulai dari pakaian yang rupa-rupa, makan dengan durasi yang dibatasi hingga kita melakukan berbagai permainan. Masih adakah perpeloncoan di era sekarang?
Petang itu, Maman panggilan akrabnya, sangat bersemangat mengikuti OSPEK di kampus hingga tengah malam. Ia bercerita, permainan terakhir adalah mendatangi makam di malam hari dengan kondisi mata tertutup kain, memang ramai-ramai tapi berasa sendiri” katanya.
Lokasi permainan terakhir adalah makam yang sudah lama tak difungsikan, jika sore hari, tempat ini sering digunakan anak-anak bermain sepak bola. Menurut informasi, disfungsi makam karena sengketa dengan ahli waris, padahal sudah diwakafkan oleh mendiang orangtuanya.
Secarik kain melingkar di kepala tepat menutup mata, tubuh Maman diputar tiga kali oleh kakak seniornya, sebelum diantar jalan ke lokasi. Ia tahu kalau semua itu hanya permainan, tapi tetap saja, berjalan dengan kondisi mata tertutup, membuat halusinasi kemana-mana.
Maman berjalan dituntun pelan sambil mendengarkan peraturan game, “Ingat! ini makam, tidak boleh bersuara, semua harus fokus” terdengar perintah dari balik Toa. Derap langkah teman-temannya yang ramai, sayup mulai tak terdengar lagi, “Man, ingat Man! ini game doang” katanya dalam hati.
Dia terus berjalan mengikuti tangan yang dipegangnya, lama kelamaan Maman merasa ada yang aneh. Ia coba bertanya kepada kakak senior, “kak, berhentinya kapan kak, kok lama banget?” tanya Maman. Dia hanya bisa terdiam saat jawaban dari pertanyaannya hanya “Hhheemmm”.
Ia merasakan tangan yang dipegangnya mulai dingin, tapi Maman tetap fokus. Sambil terus berjalan, ada yang berkecambuk dalam hati. Dia sempat membatin “Tangannya kok dingin ya, ah! mungkin efek angin malam kali yaa, tenang Man, tenaang, ini game Maan, gaaame” imbuhnya untuk mengusir rasa takut.
Suara mendatar dan menggema tapi hanya satu kata “sampai”, merinding namun lega, akhirnya Maman sampai juga ditujuan. Beberapa menit menunggu, kain yang menutup mata tak kunjung dilepaskan, ia berinisiatif untuk membuka sendiri.
Setengah jam dengan kondisi mata tertutup, biasanya membuat penglihatan sedikit kabur, butuh beberapa menit untuk menormalkan pandangan. Wajah Maman mendadak pucat pasi saat mengetahui ternyata dia sendirian, tanpa ada kakak senior maupun teman-teman disampingnya.
Tanpa pikir panjang, Maman berlari sekuat tenaga, selain takut ia merasa sedih, “Saya ditinggal tengah malam di makam sendirian, bukan becanda ini, mereka sudah kelewatan” gerutunya. Ia terus berlari tanpa peduli gelap, setelah dirasa cukup jauh, Maman menghentikan langkahnya, tapi apa yang terjadi?
Sedikit membungkukan badan dengan posisi kedua tanggan dilutut, dia menarik nafas panjang kelelahan. “Jujur, saat itu saya menangis, saya bingung! saya takut! saya marah! ternyata saya lari di tempat dan saya masih di lokasi yang sama” imbuhnya.
Seakan tak percaya, ketika Maman menoleh ke arah kanan dengan posisi setengah membungkuk, terlihat gadis cantik berjalan melayang. Ia mengedipkan mata berkali-kali guna meyakinkan, bahwa apa yang dilihat adalah halusinasi semata, namun gadis itu tak kunjung hilang dari pandangan.
Maman memastikan bahwa gadis itu berparas cantik, walau dalam kondisi sedikit gelap, sebab jaraknya hanya dua meter saja. Sosok ini berjalan melayang dengan santai diikuti wangi bunga kamboja, seakan tak peduli ada Maman disebelahnya, tapi kejadian ini hanya sesaat.
Tatkala perempuan cantik bergaun putih ini sadar, bahwa Maman sedang melihatnya, dia menoleh sambil melotot dan menjulurkan lidah yang panjang sampai tanah. Setelah itu, Maman mengaku tak ingat apa-apa lagi, karena pandangannya mendadak berkunang-kunang. Seketika gelap dan pingsan.
Penampakan Gadis Cantik Berlidah Panjang
Anda sedang punya masalah…??? Anda Ingin Konsultasi Dengan Kami…??? klik saja link dibawah ini
FOLLOW AKUN RESMI KAMI