Senjata Ampuh Saat Pesaing Bergaduh
Ketatnya persaingan usaha yang makin menghimpit membuat saya dan istri mengerahkan senjata ampuh saat pesaing bergaduh
Sepasang perantau
Assalamualaikum semuanya, saya Rino dan istri saya Murti akan sedikit berbagi cerita. Kami adalah sepasang suami istri yang merantau bersama-sama di salah satu kota di Jawa Barat. Kami berasal dari satu desa kecil di Blitar. Kami memang belum pernah merantau sama sekali. Jadi pasca menikah inilah menjadi awal sejarah bagi kami berdua meninggalkan kampung halaman.
Kami memilih daerah pinggiran Jakarta sebelah barat. Kabarnya disana banyak sekali para perantau dan kawasan pabrik atau industri. Kami tertarik untuk kesana meski sebenarnya kami berdua tak memiliki ijazah yang cukup. Tujuan kami adalah merubah hidup. Saya sendiri akan bekerja ikut seorang pedagang makanan di pasar. Sementara istri bekerja di pabrik.
Setelah mendapat restu orang tua kami akhirnya kami berangkat sesuai dengan hari yang dipilih. Maklum orang desa, ingin pergi jauh harus dicarikan hari baik.
Meniti usaha dari minus
Setelah sekitar satu setengah tahun kami disini, kami sepakat untuk membuka usaha bersama. Istri tak lagi kerja di pabrik dan membantu saya dalam berjualan ikan dan hasil laut. Berbekal pengalaman saya yang membantu pedagang seafood di pasar maka saya pun harus berani meniti dari nol, bahkan dari minus.
Kontakan kami yang sempit berteras ukuran 1×3 meter akhirnya menjadi tempat berjajar dagangan kami. Saya mendapatkan ikan laut segar langsung dari laut. Beberapa dagangan saya dapatkan dari peternak ikan air tawar juga. Saya setiap hari berangkat ke pasar ikan pukul 1 dinihari lalu sehabis Shubuh semua dagangan sudah kami gelar di teras kontrakan.
Keseharian kami tak terasa berlalu begitu cepat. Tabungan kami makin bertambah meski hanya berjualan di teras rumah. Jujur kami tak menabung di bank sebab pernah ditolak saat akan membuka rekening baru disini. Barangkali karena kami dari desa dan tak memiliki kartu identitas disini.
Serangan teluh
Usaha yang maju tak lantas membuat semuanya baik-baik saja. Suatu malam saat saya sedang berada diperjalanan menuju pasar ikan, istri mengalami hal menyakitkan. Tetangga yang mendengar teriakan kesakitan istri lantas datang menolong. Saya pun dihubungi oleh Pak RT dan bergegas pulang.
Menurut Ustadz setempat menuturkan bahwa istri saya terkena teluh. Serangan ini mematikan dan hampir saja nyawa istri saya tak terselamatkan. Beruntung kami memiliki tetangga yang baik dan pertolongan Allah datang disaat yang tepat.
Istri selamat, namun belakang usaha kami makin menurun. Pelanggan sih ada saja tapi kenapa kami jadi sulit menabung? Hari demi hari pemborosan tak terkendali. Kendaraan yang biasa saya gunakan kerja pun sering rusak dan parahnya dagangan kami tak sesegar sebelumnya, kata pelanggan kami. Ada yang tak beres setelah kejadian serangan teluh itu. Tapi mesti bagaimana?
Bangkit dan berkibar
Kabar tentang istri terdengar oleh keponakan kami. Ia datang dan berniat membawa kami untuk berobat namun istri enggan ikut. Akhirnya kami memilih dibantu jarak jauh saja. Dodo, keponakan kami menghubungi Mbah Mijan untuk menyelesaikan masalah usaha kami ini. Apa gerangan setelah kena teluh jadi kacau begini.
Ada dua tindakan yang diambil untuk memulihkan ini. Tak ada pilihan lain selain bisa bangkit dan berkibar seperti dahulu. Ini murni karena persaingan usaha dan mereka membuat ulah bergaduh dengan cara melempar teluh. Ruwatan Buang Sial untuk istri dan Baiat Kerejekian untuk usaha ini menjadi titik balik kebangkitan kami.
Allah memberkahi kami dan usaha kami. Kesembuhan istri tak lagi ketakutan dan trauma akan serangan itu. Usaha ini perlahan bangkit berkat saran dan amalan dari Mbah Mijan. Berdoa lebih giat lagi, sedekah lebih banyak lagi dan sejak saat itu Tasbih Karomah menjadi sahabat kala malam sebelum meninggalkan rumah. Tasbih itu pula yang menemaniku berdagang dengan makin percaya diri. Waalaikumsalam.