Hari Baik Dan Buruk

HARI BAIK DAN BURUK

 

Kajian primbon memang selalu menarik untuk di bahas, terutama mengenai bab-bab perhitungan. Masyarakat jawa pada khususnya masih mempercayai tentang hari baik dan buruk sebagai perhitungan dasar, baik untuk bepergian, perjodohan, pindahan rumah dan lain sebagainya.

Dari dasar ini, saya mencoba untuk menganalisa apa alasan sebuah primbon membuat rumusan watak hari baik dan buruk. Sebagai orang yang modern seperti sekarang ini, tentu menganggap perhitungan hari adalah sebuah tahayul.

Secara dhohir saya juga meyakini semua hari baik namun secara batin saya menganalisa tentang hari baik dan buruk sebagai alasan dasar terbentuknya rumusan ini dalam primbon. 

Didalam buku lain, ada yang menjelaskan bahwa terbentuknya primbon bermula dari sebuah penelitian para waskitha (orang linuwih), penelitian itu terus di kembangkan hingga di bentuk sebuah perpaduan dalam menyamakan karakter, baik dari kejadian alam maupun yang lainnya.

Kemudian baru membentuk sebuah kesimpulan dari penelitian banyak kejadian, akhirnya di lahirkan kedalam sebuah kitab jawa yang di sebut Primbon. Yang paling menakjubkan adalah, hampir semua sudut dalam sisi kehidupan di rumuskan, diteliti dan di analisa oleh para waskitha jaman dahulu.

Kembali kepada pokok pembahasan kita kali ini, yaitu apa yang melatar belakangi adanya rumusan hari baik dan buruk untuk kita. Dari sekian buku yang saya baca, perihal hari baik dan buruk bersumber dari kacamata macro cosmos (alam ghoib).

Mereka menilai banyak mahluk ghoib yang suka berkeliaran pada hari – hari tertentu, dan energi yang di bawa oleh mahluk astral bisa berbenturan dengan energi manusia.

Pandangan berbenturan, bisa di nilai akan menyebabkan hal buruk pada diri seseorang apabila pada hari itu melakukan aktivitas. Pada konteks tertentu, hari memang sering di kait-kaitkan dengan yang berbau mistis, contohnya malam Selasa Kliwon atau malam Jum’at Kliwon.

Dua hari ini tampaknya menjadi icon menyeramkan, Termasuk film horor juga menjadikan hari tersebut, sebagai simbol keangkeran dan kekeramatan dalam mengangkat cerita keseramannya.

Selama ini mitos tentang hari, masih dipercaya oleh mereka khususnya orang yang gemar dengan ilmu kejawen. Saya sebagai pelaku supranatural mengakui, adanya gesekan – gesekan energi pada malam atau hari-hari tertentu.

Akhirnya kesimpulan saya mengatakan, kemungkinan rumusan tentang hari baik dan buruk ini di hasilkan dari perpaduan antara energi mico cosmos (alam nyata) dan macro cosmos (alam ghoib) yang saling berbenturan.

Sementara rotasi energi macro cosmos selalu terjadi pada titik dan waktu yang sama, maka hal ini di hubungkan dengan baik buruknya hari untuk bepergian.

Ada juga ahli supranatural jaman dahulu yang tidak melayani praktek pada hari Selasa dan Sabtu karena alasan tertentu, kalau saya memilih hari Jum’at untuk tidak membuka praktek karena ingin istirahat saja.

Maksud dari rotasi energi yang sama adalah, misalnya penyebaran energi ghoib (energi negatif) selalu terjadi pada hari itu – itu saja, misalnya hari sabtu ataupun selasa. Maka dasar dari rumusan primbon tentang baik buruknya hari, karena di ambil dari perhitungan dan pengamatan para waskitha pada masa itu.

Inilah rumusan hari yang sudah di kemas dalam primbon, sebagai acuan untuk perlu atau tidaknya melakukan berbagai keperluan.

Ahad  = Uriping Jadad = Baik

Senin = Mlumpat = Kurang Baik

Selasa = Babagan Pati = Amat Buruk

Rabu = Uriping Roh = Baik

Kamis = Purbaning Roh = Baik

Jum’at = Rasa Tunggal = Baik

Sabtu = Dalaning Pati = Amat Buruk

Demikian keterangan yang ada di dalam primbon, anjuran yang tertera adalah apabila anda ingin melakukan keperluan sebaiknya menghindari hari yang tidak terlalu bagus. Tentang percaya tidak percaya kembali kepada kepribadian anda, kalau saya pribadi menganggap semua hari adalah bagus.

Klik link dibawah ini, untuk melihat beragam produk kami yang paling lari dipesan oleh ribuan orang

Produk Unggulan 

Anda sedang punya masalah…??? Anda Ingin Konsultasi Dengan Kami…??? klik saja link dibawah ini