Hilang Menjelang Maghrib Diculik Makhluk Gaib
Kembali kisah nyata terulang dibumi Lombok dimana seseorang dinyatakan hilang menjelang Maghrib diculik makhluk gaib
Nyaris meninggal diatas pohon
Awal bulan Juli, menjadi bulan paling menegangkan bagi Sinchan alias I Ketut Arya. Peristiwa ini terjadi di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Video Sinchan berderar viral di media sosial lantaran ia ditemukan warga diatas pohon Aren setinggi hampir sepuluh meter. Ia ditemukan nyaris tak sadarkan diri.
Sebuah video tengah viral di media sosial memperlihatkan upaya evakuasi warga Dusun Kuranji, Desa Lembar, Lombok Barat terhadap seorang pria. Mereka bekerja sama menolong pria yang ditemukan pingsan di atas pohon. Peristiwa itu terjadi pada Senin, 29 Juni 2020 beberapa saat ketika Shincan membeli air aren.
Seketika mendengar kabar ini, Mbah Mijan teringat bahwa 5 hari sebelum kejadian ini Mbah Mijan tiba-tiba ingin menuliskan sesuatu tentang hilangnya manusia diculik makhluk halus. Sebenarnya hanya ingin menulis agar kita semuanya waspada diri dalam menjaga keselamatan kita dan keluarga.
Kronologi penculikan Sinchan
Shincan membeli air Aren sekitar pukul 07.15 Wita malam. Tapi ia tinggal sebentar untuk kencing. Penjual Aren merasa curiga lantaran Shincan tidak segera muncul untuk mengambil pesanannya. Padahal kendaraannya masih terparkir di tempat semula.
Setelah satu jam mencari tanpa hasil, akhirnya si penjual melaporkan kejadian itu ke warga. Kepala Dusun Kuranji Nyoman Kantun mengkonfirmasi kejadian tersebut. “Jam 7.15 Wita malam, Ketut Arya beli air aren di kampung sekitar. Setelah itu, dia kencing sebentar. Tiba-tiba dicari penjual air aren, dia sudah tidak ada,” kata Nyoman Kantun.
Karena tidak segera ditemukan, warga pun curiga. Mereka kemudian berinisiatif memakai Baleganjur. Baleganjur adalah alat musik gamelan khas daerah setempat ini memang sering dipakai untuk mencari orang yang diyakini hilang diculik mahluk gaib.
“Karena orang hilang disembunyikan mahluk astral ini sudah sering terjadi di Kuranji,” ungkap Nyoman Kantun. Pencarian Shincan dengan menabuh Beleganjur berlangsung selama tiga jam. Warga pun berteriak memanggil nama pria itu.
Kesaksian warga Kuranji
Menurut pengakuan Tarbe, paman Ketut Arya, pencarian itu baru berakhir sekitar pukul 11 malam. Ratusan orang dikerahkan dalam pencarian tersebut. Tarbe awalnya tidak yakin kalau keponakannya hilang diculik mahluk gaib. Ia baru percaya setelah warga mulai menabuh Beleganjur dan tubuh Shincan ditemukan pingsan di atas pohon.
Penemuan Shincan di atas pohon juga dianggap aneh. Nyoman Kantun, Kadus setempat menjelaskan bahwa tangga di samping pohon lain dekat lokasi ditemukan tubuh Shincan mendadak jatuh sendiri. Warga kemudian menyorotkan senter ke arah atas pohon-pohon aren dan menemukan Shincan memakai kaus kuning.
“Kondisinya duduk di pelepah pohon aren. Kalau orang normal duduk seperti itu harusnya dia jatuh,” kata Nyoman Kantun. Saat ditemukan, Shincan dalam kondisi tidak sadar dan duduk di atas pohon setinggi 8 meter. Warga menggunakan empat buah tangga untuk menurunkan tubuh pria 20 tahun itu. Evakuasi itu berlangsung sekitar setengah jam.
Pengakuan Sinchan
Ketut Arya alias Shincan tidak dapat mengingat dengan jelas detil kejadian yang dialaminya. Ia pun tidak tahu dirinya hilang hingga dicari warga dengan gamelan. Saat membeli air aren dan pergi sebentar untuk kencing, Shincan mengaku melihat sosok wanita.
“Saya nggak sadar saat saya mau buang air kecil. Tiba-tiba ada wanita cantik, tapi wajahnya nggak kelihatan hadap belakang,” cerita Shincan. Kemudian, Shincan merasa tubuhnya tidak bisa digerakkan lalu tidak sadar.
Saudaraku semua, ingatlah bahwa keseimbangan diri dengan semua makhluk Allah S.W.T. dimuka bumi ini sangatlah penting. Beribadah dengan taat serta menghormati sesama dan alam semesta adalah mutlak adanya. Masing-masing daerah memiliki adat istiadat beragam namun dari keberagaman itu pula tercipta dimensi yang beragam pula. Semoga peristiwa hilangnya Ketut Arya ini menjadi pelajaran bagi kita semua agar lebih sadar akan kebesaran Allah dan Mahakarya-Nya.