Kisah Pengacara Di Pedalaman Sumatera
Profesi ini adalah cita-citaku yang mengilhami sebuah Kisah Pengacara Di Pedalaman Sumatera dengan segala resikonya
Terlahir dilingkungan pengacara
Panggil aku Albert, aku lahir dan dibesarkan di Medan. Dalam benak kalian tentu pria yang lahir di Medan pasti menekuni pekerjaan sebagai pengacara. Memang mayoritas seperti itulah adanya. Tak terkecuali lingkungan tempat aku tinggal.
Banyak dari kami dikenal sebagai pengacara tak hanya dikota asal kami ini. Kami menyebar keseluruh pelosok negeri dan mendedikasikan diri sebagai pengacara yang siap membantu proses hukum yang berlaku. Bagi kami profesi ini tak hanya mulia namun penuh perjuangan dalam membela setiap klien yang kami tangani.
Lulus sebagai pengacara dengan sempurna
Boleh sedikit sombong yaa, saya menyelesaikan titel Sarjana Hukum dengan cumlaude. Saat itu usiaku masih 22 tahun dan aku bergabung dengan salah satu advocate di Jakarta. Lalu aku pindah ke Bandung untuk memperbanyak jam terbangku sebagai pengacara.
Sebagai pengacara muda yang punya semangat menggebu-gebu aku dianggap cukup berpengaruh diantara para rekan-rekan seprofesi. Aku selalu dilibatkan dalam menangani kasus-kasus dengan skala menengah hingga kasus berat.
Pengalamanku sebagai pengacara tak terbantahkan ketika berhasil memenangkan sebuah kasus besar. Kabar ini membuat keluargaku dan juga lingkunganku di kampung halaman menjadi bangga. Mereka ingin aku terus berkibar dan bersinar tak hanya di satu kota, tapi dikenal dimana-mana.
Pulang ke kampung halaman
Tak terasa lama juga aku meninggalkan kampung halaman. Usiaku sudah matang untuk meminang gadis pujaanku yang sudah lama kutinggalkan demi meraih cita-cita. Aku putuskan untuk pulang dan bersiap membuka lembaran baru kehidupan.
Singkat cerita aku menikah dan kami tinggal di pinggiran kota. Sebagai pengacara aku harus bisa menunjukkan prestise kepada siapapun yang berhubungan denganku. Perlahan tapi pasti aku mulai dikenal banyak orang dari segala lapisan.
Peristiwa diluar dugaan
Menangani kasus demi kasus membuatku lelah dan jujur aku sering melupakan ibadah. Bisa jadi Tuhan mengujiku dengan berbagai masalah lain didalam pekerjaanku. Diluar dugaan masalah yang timbul ini adalah masalah keselamatanku sendiri.
Beberapa kali nyawaku terancam. Bahkan keluargaku pun tak luput dari sasaran. Kami di teror, kami diancam untuk dihabisi dan hendak dimusnahkan.
Dalam kondisi kekhawatiran yang luar biasa aku berpikir keras harus bagaimana. Keselamatanku terganggu dan aku harus bisa melewatinya untuk bisa meneruskan pekerjaanku. Tuhan tolong aku, tolonglah keselamatanku dan keluargaku, itu pintaku.
Menggunakan ilmu kekebalan tubuh
Suatu hari saat aku berkunjung ke Jakarta, aku iseng berbagi cerita dengan sahabat dan rekan-rekanku. Mereka mengusulkan agar aku memiliki ilmu kekebalan tubuh. Wah, konyol dan gokil sih ini menurutku. Tapi tunggu, ada benarnya juga usulan ini.
Malam hari saat aku di hotel sendiri merebahkan tubuh sambil menonton film action, tetiba pikiranku terbawa dalam tayangan film itu. Dimana didalam film itu terjadi adegan seorang pria yang bertubuh kebal. Ia di serang sekelompok orang dan mampu mengatasi semuanya.
Esok harinya aku tak mau buang waktu. Aku pun mengubungi nomor layanan klien Mbah Mijan yang aku dapat dari rekanku. Beruntungnya aku sedang di Jakarta jadi aku bisa langsung berkunjung ke alamat praktek Mbah Mijan.
Kembali dengan penuh percaya diri
Tak butuh waktu lama aku mencari kediaman Mbah Mijan. Kami pun ngobrol seru, antara pengacara dan paranormal. Obrolan kami tak terasa sudah hampir dua jam. Mbah Mijan segera menyelesaikan tugasnya yakni mengisikan sebuah ilmu agar tubuhku kebal dari serangan nyata dan gaib.
WTF! Ternyata langsung di uji dengan senjata tajam. Antara takut dan luar biasa gemetar. Beberapa kali serangan dan hantaman aku terima. Hasilnya aku tidak terluka sedikitpun. Seketika percaya diri dan keberanianku naik 100%.
Terima kasih Mbah Mijan, esok saya kembali ke Sumatera. Mulai hari ini aku tak takut lagi melayani klienku yang tinggal di pedalaman Sumatera. Aku tak takut lagi dengan ancaman keselamatan yang selama ini mengganggu ketenanganku. Sekali lagi Mauliate godang Mbah Mijan!