Menjadi Idola Saat Usia Menua
Berkarir didunia hiburan sejak muda belia namun uniknya saya malahan menjadi idola saat usia menua
Perantau mungil dari desa
Panggil aku ER, sejujurnya aku hanya lulusan SMP. Memberanikan diri merantau ke Jakarta karena desakan ingin mengubah hidupku menjadi lebih baik. Ketidak inginanku menikah muda mendorongku untuk segera meninggalkan desa. Saat itu usiaku baru 15 tahun dan belum pernah ke kota.
Aku berangkat karena ajakan tetangga desa dan aku bekerja kali pertama adalah sebagai asisten rumah tangga. Majikanku ini bukan hanya baik hati. Lebih dari itu keluarganya menganggapku sebagai bagian dari keluarga. Beliau memiliki usaha hiburan di jantung kota Jakarta Selatan dan Jakarta Barat.
Aku sebagai pembantu dirumah sangatlah beruntung karena aku diikutsertakan dalam Kejar Paket C setara SMU. Dengan bekal ijazah ini nantinya aku bisa bekerja lebih layak, begitu majikanku berpesan. Kebaikannya tak terbalas manakala beliau justru menawarkan pekerjaan kepadaku. Yaa, bekerja didunia hiburan malam tentunya.
Beradaptasi tinggalkan keluguan
Dunia malam tentu asing buatku namun ini adalah kesempatan yang bisa membuat taraf hidupku lebih layak. Aku terlihat lugu didepan semua orang termasuk ditempat kerja. Oleh karenanya seniorku mengajarkanku untuk beradaptasi dengan kondisi. Tampil beda lebih cantik dan seksi dengan parfum menggoda.
Awalnya malu-malu tapi begitu melihat peluang untuk hidup mandiri seperti ini yaa aku terbiasa akhirnya. Melewati hari demi hari dengan bekerja mulai jam 5 sore hingga jam 2 pagi. Terbiasa melawan rasa ngantuk sebab biasanya jam 9 malam aku juga sudah tertidur pulas.
Keluarga di desa dan para tetangga nyaris mereka gak ngerti pekerjaanku disini. Tak apalah asal aku bisa setiap bulan mengirimkan uang dan membantu emak biayai pendidikan kedua adikku. Mereka bahagia sebab aku bisa menjamin kebutuhan mereka sehari-hari. Malahan biaya SPP adikku itu sudah aku bayarkan setahun penuh. Mereka nyaman bersekolah dan semoga saja cerdas berprestasi membanggakan.
Dua dasawarsa membelah malam
Profesi sebagai pemandu karaoke aku jalani cukup lama. Dua puluh tahun bukan waktu yang sebentar aku menjalani hidup siang menjadi malam dan malam menjadi siang. Tepat dua dasawarsa ini, si boss pensiun dan ini berarti istri boss yang sempat tinggal serumah denganku yang mengendalikan jantung perusahaan ini.
Aku dianggap senior bukan hanya sudah lama disini. Aku lebih dianggap memiliki loyalitas dan dedikasi tak terlawan. Disiplin dan totalitasku gak perlu dipertanyakan lagi. Bekerja di hanya satu perusahaan tanpa berpikir untuk pindah kesana kesini. Inilah yang menjadikan alasan boss mempercayakan para pemandu karaoke muda dibawah wewenangku.
Kepercayaan itu sangatlah mahal. Tak dapat dibeli dan tak bisa dipelajari. Rasa kepercayaan timbul atas prestasi dan hubungan baik yang selalu terjaga. Ditanganku, para pemandu muda kuajarkan untuk memiliki etos dan semangat kerja yang profesional.
Rahasia menjadi idola
Banyak para sahabatku yang sering menanyakan apa siih yang membuatku tampil segar dan muda sepanjang malam. Bicara soal tampil cantiknya wanita pasti bicara tentang susuk, mustika dan sejenisnya. Aku gak memungkiri itu sebab aku sendiri juga pemakai susuk.
Awalnya aku pakai susuk yang sempat merusak bagian mataku. Mungkin gak cocok sebab murah juga sih. Barulah sekitar sebelum 2010 aku gunakan susuk aura. Dua tahun kemudian aku menggantinya dengan susuk emas. Lalu lima tahun terakhir aku menggunakan susuk berlian.
Susuk yang kugunakan ini sangat aman sebab dari orang yang ahlinya susuk. Mbah Mijan meyakinkanku bahwa susuk ini tidak mengganggu kematian. Daya pancar susuk yang maksimal akan membuat aura kecantikan memancar dari dalam. Setahun sekali atau kadang dua kali aku check up susuk ini agar senantiasa memberi power energi yang sempurna.
Yaa, itulah rahasia kenapa aku bisa jadi idola.