Rahasia Marketing Tahan Banting
Meski kondisi memaksa kita semua untuk menyerahkan diri namun saya tetap tegak berdiri dan inilah rahasia marketing tahan banting
Profesi turun temurun
Salam kenal saya Setiawan dan profesi saya adalah seorang staf marketing disalah satu perusahaan pengembang perumahan. Saya bekerja sejak usia sembilan belas tahun sambil melanjutkan studi saya di jurusan Manajemen Pemasaran di Solo. Profesi ini sama persis dengan apa yang ditekuni oleh kedua orang tua saya. Almarhum ayah dan juga ibu saya juga seorang marketing perumahan.
Ini tandanya adalah profesi ini turun temurun dari pendahulu saya. Meski begitu saya tidak menganggap mereka adalah orang tua saya ketika berada di lapangan. Ibu mengajarkan untuk bersikap profesional dalam menjalankan profesi ini. Jadi jika dirumah tentu saya adalah anak yang harus berbakti, jauh beda ketika saya berada di lapangan.
Menjadi seorang tenaga pemasaran menyenangkan bagi saya di awal masuk dan mempelajarinya. Secara tidak langsung orang tua adalah suporter paling berpengaruh bagi perjalanan karir saya ini.
Sempat kaget dengan persaingan
Selepas lulus diploma barulah saya merasakan ketatnya persaingan. Kondisi membuat saya kaget bukan kepalang. Ketika dunia properti mulai bertumbuh dengan pesatnya maka mulai itu pulalah persaingan ekstra ketat dimulai. Saya beberapa kali harus kehilangan hoki lantaran kurangnya percaya diri dalam menggebrak situasi.
Ditambah saat itu ayah sakit keras dan akhirnya meninggal dunia. Saya merasa seperti rapuh kehilangan penyemangat langkah saya. Kala itu saya belum bisa mempersembahkan yang terbaik buat beliau. Ibu menyarankan kepada saya untuk rajin mengikuti pelatihan dan seminar-seminar demi mempertajam daya marketing saya.
Perjalanan saya belajar dari seminar dan pameran hingga ke beberapa kota hingga luar pulau. Sampai akhirnya pada 2018 saya menghabiskan waktu saya di kota Tangerang dalam rangka seminar di dua tempat berbeda. Kesempatan itu pulalah yang membawa saya untuk berpikir keras untuk mendapatkan spiritual energy.
Sarana metafisika pilihan
Kota Tangerang di 2018, menjadi awal perjalanan spiritual dimana saya memaksakan diri untuk berkonsultasi langsung ke alamat praktek Mbah Mijan. Panjang lebar kami berdiskusi kala itu dan sempat Mbah Mijan memberikan kepada saya dua opsi sebagai sarana metafisika yang bisa mendongkrak pencapaian saya.
Kami banyak membicarakan banyak hal seputar dunia marketing properti dan saya tidak menyangka dalam waktu singkat terjadi perubahan pada pola pikir dan rasa percaya diri saya. Tak hanya mendapatkan sarana Susuk Energi saja namun saya juga mendapatkan banyak hal yang menjadi ilmu tak terduga dalam karir saya ini.
Kepulangan ke Solo saya membawa angin segar meski seiring waktu jujur saya merasa biasa-biasa saja. Apa mungkin karena saya ini jauh dari Guru saya, Mbah Mijan yang hanya bisa berkomunikasi via teks saja. Saya merasa grafik naik turun meski secara hoki saya masih lumayan dibandingkan dengan teman saya yang lainnya.
Tetap tegar berdiri tegak
Pandemi yang terjadi awal 2020 membuat kami lesu. Gebrakan demi gebrakan tidak membuat semua kondisi membaik. Banyak diantara pesaing saya yang memilih untuk bertahan saja. Nah saat itulah saya baru menyadari bahwa rupanya saya tetap tegar berdiri tegak. Rasa percaya diri ini justru bertumbuh dengan ide-ide diluar dugaan. Soal hoki jangan ditanya, closing demi closing terjadi tanpa henti.
Saya percaya inilah daya daripada Susuk Energi yang tertanam didalam tubuh saya. Memenangkan persaingan dengan didasari kekuatan doa serta sarana metafisika yang tepat. Saya tak hanya bertahan namun saya terus bertumbuh.
Ingin rasanya nanti saya akan upgrade sarana ini ke level Susuk Emas yang memang pernah disarankan oleh Mbah Mijan kala itu. Saya pasti akan kembali bila kondisi sudah memungkinkan. Semangat saya terus menyala menjadikan magnet kerejekian saya pantang redup dalam kondisi yang serba dibatasi ini. Matur sembah nuwun Mbah Mijan dan timnya yang menyambut ramah dan mengarahkan saya sampai bisa ditangani langsung oleh Mbah Mijan.