Sarana Penguasa Bisnis Anti Pesimis
Kegagalan demi kegagalan yang terus beruntun terjadi membuat saya harus menggunakan dengan benar sarana penguasabisnis anti pesimis
Keluar dari zona nyaman
Assalamualaikum, saya akan bercerita pengalaman saya dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Nama saya Fadilah, saya adalah seorang juru masak disebuah restoran yang menjual menu-menu nusantara. Berkarir selama lebih dari tiga tahun dan ingin memperbaiki taraf hidup saya dengan cara keluar dari zona nyaman.
Selama bekerja saya telah banyak mendapatkan ilmu dari berbagai pelatihan. Justru karena itulah saya mantap untuk meninggalkan karir dan berdiri diatas kaki sendiri. Keputusan itu sempat dianggap konyol sebab saya ambil tepat sebulan setelah saya menikah.
Istri saya adalah seorang karyawan koperasi yang juga penjual aneka barang secara online. Tak disangka malah istri mendukung keputusan saya untuk menjadi pedagang. Jujur saat itu saya tak tahu pasti apa yang akan saya jual. Hanya berbekal niat kuat untuk menjadi pedagang saja. Barulah setelah saya merenung, saya teringat pada sebuah benda yang setiap hari saya pegang. Benda itu adalah Cobek Batu.
Acak membuka lapak
Saya lantas mencari tahu dimana saya bisa mendapatkan cobek batu yang bagus dan berkualitas. Saya mencari sampai jauh ke pelosok desa. Saya memesannya dengan berbagai ukuran mulai dari terkecil berdiameter 8 cm hingga terbesar berdiameter lebih dari 40 cm.
Cobek batu itu saya jual secara konvensional dari lapak ke lapak. Maksudnya saya ikut berbagai bazaar, event dan ditepi pasar yang ada tempat kosong. Memang berat apalagi semua berbahan dasar batu alam. Tapi entah kenapa ini menjadi pilihan saya padahal tidak setiap hari orang butuh benda ini.
Beberapa rekan kerja lama pun sempat mencibir saya. Masa iya bekas koki yang dulu setiap hari ngulek sambal malah sekarang berjualan cobeknya. Biarlah, mungkin itu pendapat mereka saja. Bagi saya cobek batu adalah benda unik yang menemani keseharian saya di dapur tempat kerja.
Ikuti saran istri
Setiap malam sehabis berjualan saya sempatkan untuk berdiskusi ringan bersama istri. Saya disarankan untuk menjualnya secara online yang menurut istri bisa lebih praktis. Apalagi sekarang sudah banyak pilihan aplikasi toko online yang memungkinkan kita bisa menjangkau konsumen lebih luas.
Benar juga, saya yang lumayan gaptek ini akhirnya dibantu istri untuk mendaftarkan si cobek batu masuk kedalam toko online. Hari demi hari berlalu, cobek batu masih betah dirumah. Nyaris sedikit banget pemesan dan malah banyak yang hanya bertanya-tanya.
Kembali istri memberi saran bahwa saya tak ada salahnya gunakan sarana khusus agar berjualannya laris manis. Lewat istri pulalah saya bisa mendapatkan sara Baiat Kerejekian yang menurutnya bagus dan barokah. Sambil belajar bagaimana toko online bekerja, saat itu pula sarana ini ikut bekerja mengalap berkah menjemput rejeki. Satu persatu konsumen membeli, Alhamdulillah.
Menguasai pasar online
Meniti puncak berjualan cobek batu ini adalah ketika ada seorang pemesan yang rupanya adalah boss sebuah rumah makan. Beliau hendak membuka lebih dari 100 cabang diseluruh Indonesia bahkan bisa jadi akan menembus pasar Asia. Kebutuhan cobek batu berukuran terkecil yang hanya dimiliki oleh toko saya ini sangatlah banyak.
Saya terkejut dengan permintaan cobek batu diluar perkiraan saya. Tak lagi satuan, puluhan atau ratusan. Kali ini saya harus menyiapkan ribuan cobek batu. Terbayang bila satu rumah makan berkapasitas 150 kursi, maka saya harus menyediakan 1,5 x kapasitas kursi. Masih dikalikan sejumlah banyaknya cabang restoran itu.
Barakallah, keajaiban Baiat Kerejekian yang diiringi dengan doa dan sedekah itu dahsyat hasilnya. Diluar dugaan omzet bulanan si cobek batu menembus angka 50 juta. Tanpa saya sadari itu telah membungkam mulut rekan saya yang dahulu mencibir saya. Bahkan mereka ingin ikutan menjadi agen yang memasarkan produk saya ini. Semua karena keajaiban Allah dan ikhtiar yang benar. Siapapun bisa dan berhak berhasil bukan dari apa yang kita jual tapi dari kekuatan niat dan upaya kita. Wassalamualaikum.