Akhir Penantian Asmara Gadis Perawat Lansia
Ketulusan pada pekerjaanku kerapkali membuatku patah hati namun aku tabah hingga akhir penantian asmara gadis perawat lansia
Penyayang orang tua
Aku Windy, terlahir dari keluarga yang nyaris pekerjaan semuanya dibidang medis. Ayahku dokter dan ibuku bidan. Sementara kedua kakakku adalah apoteker. Keluarga kami termasuk keluarga sibuk lantaran aktivitas masing-masing yang padat dan menyita waktu. Dirumah itu khusus untuk istirahat saja, malahan ayah ibu dan kedua kakakku libur dihari berbeda.
Aku lulus dari Sekolah Keperawatan dan rasanya tak sabar ingin mendedikasikan diriku untuk merawat para lansia. Selama dirumah, neneklah yang paling dekat denganku. Semua yaa karena kesibukan orang tua dan kakakku itu. Merawat nenek adalah hal paling membahagiakan. Mendengarkan ceritanya membuatku terbuai dalam sebuah romantika masa lalu.
Andai kakek masih ada sudah pasti aku bersedia merawat keduanya. Di masa senjanya nenek masih terlihat cantik dengan senyumnya. Ketegarannya dimasa lalu memberiku semangat untuk mengisi masa muda agar lebih bermanfaat.
Satu-satunya perantau dalam keluarga
Nenek telah tiada, menyisakan jutaan kenangan tak terlupakan. Entah kenapa aku ingin pergi jauh dari rumah ini namun tetap ingin merawat lansia dimanapun aku berada. Kesempatan itu datang juga saat aku mencoba mencarinya di Google. Sebenarnya aku spekulasi saja, kalo iya yaa aku berangkat andaipun tidak yasudahlah.
Ternyata peluang itu resmi dan benar adanya. Aku bergegas menyiapkan semua dokumen dan kelengkapannya. Awalnya agak bingung bagaimana meminta izin keluarga, tapi akhirnya semua memberi restu. Yaa, aku merantau jauh sebagai perawat lansia di Australia.
Negeri Kanguru tak pernah terbayang dalam benakku. Tapi kecintaanku pada profesi sebagai perawat lansia-lah yang membawaku bisa kesana. Aku berangkat dengan penuh harap semoga kelak aku memiliki masa depan yang lebih baik. Menjelang keberangkatan aku sempatkan untuk mengunjungi makam kakek dan nenek. Suatu hari nanti aku pasti kembali nek, kek. Begitu ucapku dalam hati.
Serba penuh kejutan
Setiba di Perth, aku dijemput oleh pihak agency yang menjadi perantaraku. Jujur bahasa Inggrisku kurang lancar tapi biarlah nanti juga seiring waktu bisa lancar. Tak berselang lama aku tiba dirumah Mr. David, dimana ibu dari beliaulah yang akan kurawat.
Terkejut bukan main, ternyata beliau adalah asli Surabaya. Bekerja di Perth sebagai dosen dan ibu beliau mirip dengan almarhum nenek. Aku seperti menemukan sosok pengganti nenek. Rasa kasih sayang dalam batinku tumbuh saat pandangan pertama.
Terjadilah ikatan batin antara aku dan beliau. Caranya bicara, menatap dan menyentuh tanganku sangat mirip dengan nenekku sendiri. Keakraban kami tak dapat dipungkiri lagi. Bahkan keluarga ingin agar aku menetap dan kembali ke Indonesia sekadar cuti saja. Berikutnya kembali lagi kerumah ini.
Pasrah dalam doa
Saat aku kembali ke Tanah Air dan merayakan ulang tahunku yang ke dua puluh sembilan, aku hanya banyak diam. Teman-temanku yang aku undang sudah menikah semua. Bahkan cowok yang pernah aku tolak cintanya datang bersama istrinya. Antara bahagia dan sedih bercampur aduk.
Terlebih saat melihat ibu dan ayah. Mereka itu ingin aku cepat menikah tapi harus dengan siapa? Wajahku sih gak jelek-jelek amat. Malahan boleh dibilang kulitku bersih kuning langsat. Ada sih rasa menyesal dulu banyak menolak cowok sejak SMU sampai kuliah.
Dalam kepasrahanku ini, ibu yang memang peka dengan kondisiku mengajakku ke daerah Tangerang Kota. Disana aku dipertemukan dengan Mbah Mijan. Agak canggung tapi bagaimana lagi yaa aku nurut saja. Aku disarankan untuk Ruwatan agar enteng jodoh.
Sepulang dari sana, esoknya aku hasus bersiap kembali ke Perth. Berbekal Ruwatan dan Susuk Energi dari Mbah Mijan sebagai saranaku untuk memperbaiki kondisiku. Seperti biasa aku dijemput tapi kali ini langsung oleh Mas David.
Tiga bulan berlalu. Betapa kagetnya aku, Mas David dan ibunya tengah video call dengan ayah ibuku. Ternyata Mas David yang masih single ini berniat melamarku. Tentu saja ibunya amat sangat merestui sebab ia ingin menantu yang sayang. Inilah akhir penantian asmaraku, berlabuh di Negeri Kanguru.