Dibalik Bisnis Melesat Untung Berlipat

Cerita TKW Bikin Melongo

Dibalik Bisnis Melesat Untung Berlipat

Saya akan berbagi pengalaman yang tersimpan selama ini dibalik bisnis melesat untung berlipat

Kontak WA mbah mijan

Tak punya cukup pendidikan formal

Saya Widodo asal Wonogiri, Solo, Jawa Tengah. Saya terlahir dari keluarga desa yang cukup tertinggal. Bahkan sampai saya besar pun jalanan tempat asal saya belum juga di aspal. Penduduk desa terbiasa dengan kondisi malam yang gelap dimana aliran listrik baru ada menjelang tahun 2000an.

Untuk bisa bersekolah ke jenjang lanjutan pertama saja jaraknya luar biasa jauhnya. Maka itulah keluarga saya ini rata-rata hanya lulusan Sekolah Dasar. Keempat kakak saya pun sama, hanya kedua adik saya yang bersekolah sampai tingkat atas. Itupun di kota dan tinggal dirumah saudara.

Saya merasa tingkat pendidikan formal saya rendah. Tapi saya beruntung punya kenekatan dan rasa percaya diri yang tinggi akan kepiawaian saya mengolah kayu. Saya dikenal memiliki pergaulan cukup luas di desa. Bahkan Kepala Desa setempat sering menghabiskan waktu bersama saya. Dari beliau pulalah dahulu saya bisa membaca Surat Kabar setiap hari.

Merantau tanpa modal

Saya mulai merantau saat usia delapan belas tahun. Tak membawa bekal apapun kecuali dua stel baju dan celana. Tas ransel pun bekas kakak saya yang saya minta. Singkat cerita modal dengkul saja memberanikan diri meninggalkan desa. Semua didasari tekad ingin hidup lebih baik dan layak.

Jakarta pada saat itu cukup rawan. Kehidupan keras di ibukota yang saya saksikan sendiri begitu nyata. Jika tak cukup nyali mendingan mudik saja, begitu kira-kira. Sejujurnya saya tidak ada tujuan saat ke Jakarta. Saya hanya ikut bis malam saja. Sampai di terminal Pulo Gadung saya tak tahu lagi mau kemana.

Sementara tidak cukup ongkos dan tanpa tujuan, akhirnya saya putuskan untuk berjalan kaki saja. Saya menapaki jalan sangat jauh hingga masuk wilayah Jakarta Barat. Disana saya melihat banyak orang dari Jawa Tengah dari logat yang saya dengar. Saya pun nimbrung saja. Lalu saya minta pekerjaan barangkali butuh tenaga.

Dibalik Bisnis Melesat Untung Berlipat

Ngelobi jadi rejeki

Tak lama berselang mandor menghampiri dan melihat saya. Akhirnya saya diijinkan bekerja sebagai kuli bangunan atau kenek. Tak terasa proyek hampir selesai dan saya berharap bisa diajak ikut mandor ke proyek yang baru. Malam hari saat semua berkumpul, saya sempatkan diri menemui mandor yang tengah duduk memandang kearah bangunan yang sudah 95% jadi itu.

Kepadanya saya bercerita bahwa saya dari desa dan memiliki keahlian sebagai tukang kayu. Saya mampu membuat kusen pintu, jendela, meja, kursi, bangku dan lain sebagainya. Gayung bersambut, sang mandor tersenyum antara percaya gak percaya. Apa benar orang seperti saya mampu menjadi tukang kayu.

Saya ceritakan bahwa di desa saya semua bangunan yang sudah permanen tak luput dari garapan tangan saya. Kantor Kepala Desa pun pintu, jendela dan semua yang dari kayu adalah buah karya saya. Akhirnya mandor percaya dan saya bisa ikut di proyek selanjutnya.

Melesat seperti peluru

Namanya di kota, ada saja persaingan tak sehat terjadi. Hasil karya saya sudah diakui sang mandor dan para pemesan. Tapi ada kendala dimana para pemain kayu saling menjatuhkan. Belum juga menjadi besar sudah ketemu pesaing yang tidak benar.

Makin lama kelakuan pesaing makin ngawur, fitnah ditebar dan rintisan usaha saya jadi buyar. Saya tak ingin tinggal diam dengan kondisi seperti ini. Karena bila dibiarkan bisa mengacau semuanya. Saya pun memilih jalan pemagaran usaha agar nantinya usaha kayu ini membesar melewati kendala.

Alhamdulillah, berkat Baiat Kerejekian yang saya amalkan saya terpilih sebagai penyedia furniture baik untuk meja, kursi, lemari, pintu dan jendela yang akan digunakan untuk hotel berbintang. Mulai itulah saya makin dikenal dan para pengusaha besar ingin bertemu saya. 

Ojo jumowo! (Jangan sombong!) Semua ini adalah titipan semata. Lancarnya arus rejeki tak luput dari berdoa dan berbagi atau sedekah. Tak ada yang tak mungkin selama kita berusaha dengan benar dan jujur.

Kontak WA mbah mijan
 

Konsultasi Dengan Mbah Mijan