Awas Lawan Bisnis Bisa Sadis Pasca Krisis
Pandemi Covid-19 menyisakan tantangan bagi siapapun dan membuat diri sendiri harus lebih awas lawan bisnis bisa sadis pasca krisis
Bisnis mati suri
Tak dapat dipungkiri oleh siapapun bahwa ketika badan kesehatan dunia menyatakan adanya pandemi akibat perserbaran virus korona, semua sektor bisnis perlahan lumpuh. Bahkan tak sedikit pula para pelaku bisnis yang sementara waktu menutup usaha alias mati suri. Beberapa dari mereka malah menyatakan diri gulung tikar.
Pandemi yang tak terbendung kondisi memaksa pelaku bisnis harus mematuhi protokol yang berlaku. Pro kontra terjadi dihampir setiap penjuru tanah air. Apapun itu, peluang bisnis cerah mendadak mendung. Sedang bisnis laris manis pun terancam kritis.
Para pengamat bisnis mulai berspekulasi terhadap situasi dan kondisi yang ada. Hanya yang bisa bertahan dalam pandemi-lah yang akan bertarung antara hidup dan mati. Mereka tak berpikir tentang keuntungan, cukup menguatkan diri dalam bertahan.
Adu kuat mencapai hebat
Tak hanya pebisnis besar yang terkena imbas dari ini semua. Rakyat kecil tak luput dari ancaman teror pandemi yang menuai tanda tanya dan segala kenyataan yang pahit dirasa. Meski nantinya bakal kembali normal tapi dalam waktu singkat saja pandemi sudah merusak jernihnya akal.
Hanya mereka yang kuat beradu mental saja yang bakal hebat melewati pandemi. Sisanya mau tak mau harus memulai dari titik nol bahkan minus. Tekanan batin menyerang hampir tiga bulan lamanya. Pandemi tak hanya berimbas pada pebisnis dan pekerja, namun juga keluarga yang menanti dirumah.
Kita lihat semua mall, plaza, objek wisata, restoran dan kafe, gedung pertemuan, kampus dan sekolah serta tempat umum lainnya bak tempat mati tanpa kehidupan. Perkantoran tak ketinggalan sejak diterapkannya Work From Home yang bakal jadi kenangan tak terlupakan bagi mereka.
Melihat bisnis dari sisi metafisika
Mbah Mijan terus memantau kondisi secara global menjelang dan selama pandemi berlangsung. Bahwa pandemi ini memang lebih ganas dari perkiraan dimana sektor ekonomi dibuat sakit. Tanpa mengurangi semangat semuanya, tak ada pilihan selain untuk bangkit meski dalam kondisi terlilit.
Banyak para pengusaha yang berkonsultasi perihal bisnis mereka. Harus bagaimana? Yaa, menyikapi kondisi permasalahan ini harus dengan ketenangan dan kepala dingin. Pengusaha harus jeli dalam mengambil sisi lain dari bisnis yang dijalani. Mengeluh hanya membuat alur deras rejeki menjadi menjauh. Sungguh kondisi ini adalah teguran Tuhan untuk semuanya.
Ada pula diantara pengusaha memberi kabar bahwa selama ini masih bisa Survive. Adalah mereka yang beberapa waktu lalu mengamalkan Baiat Kerejekian dengan benar, sesuai tata cara syariat agama. Meski pendapatan mereka jelas berkurang namun barokah mereka tetap menjadi nikmat tersendiri. Inilah keajaiban Tuhan yang tidak dapat dijabarkan antara logika dan metafisika.
Ambil tindakan atau ditelan kenyataan
Menjelang kondisi dinyatakan normal adalah waktu yang tepat untuk mengevaluasi bisnis. Kemudian segera mengambil langkah taktis, sebab lawan bisnis bisa saja berbuat sadis pasca krisis. Ini sudah terjadi dimana secara tiba-tiba relasi bisnis menjauh, terjadi hal diluar nalar dikantor hingga dirumah.
Aura bisnis gelap, hawa kantor menjadi panas ketika ditinggalkan beberapa bulan selama pandemi. Apa yang terjadi? Mata batin Mbah Mijan menyaksikan beberapa tempat yang digunakan sebagai tempat usaha ini dikirim sesuatu yang mematikan usaha. Kebanyakan diantaranya adalah dilempar dengan tanah kuburan, ada pula yang sengaja menuliskan sesuatu diatas uang bertulis nama dan identitas agar bangkrut tiba-tiba.
Lalu tindakan apa yang bisa dilakukan untuk ini semua? Mari kembali kepada Allah yang Maha memberi kita kehidupan. Rejeki itu turun atas izin dan kebaikan Allah kepada hamba-Nya yang tulus meminta. Mbah Mijan sekadar menjadi perantara dengan media khusus untuk menjaga kerejekian agar tetap berkah bagi semuanya. Tak ada yang lebih baik selain membenahi ibadah. Doa bisa mengubah cerah hidup manusia dan berbagi bisa mengubah keberkahan rejeki.