Luwu Berduka Banjir Bandang Melanda
Tragedi bumi pertiwi terjadi kala pemulihan negeri dari pandemi menerpa Luwu berduka banjir bandang melanda
Indonesia kembali berduka
Senin malam, 13 Juli 2020 menjadi malam mencekam bagi saudara kita di Masamba, Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Peristiwa yang tak disangka-sangka mendadak memporak porandakan tanah Celebes. Peristiwa ini disebabkan meluapnya sungai yang membuat akses jalan tertutup lumpur dengan ketinggian beragam, juga sampah yang berserakan di sudut-sudut kota.
Keprihatinan segenap bangsa belum usai akibat issu pandemi yang membuat semuanya terdiam untuk sementara waktu. Hujan lebat yang terjadi dipengaruhi suhu muka laut teluk Bone. Mbah Mijan pernah mengingatkan beberapa waktu yang lalu tentang perilaku binatang sebagai pertanda datangnya malapetaka. Bak dihentak petir ditengah mimpi, banjir bandang ini menelan korban jiwa dan merusak Masamba.
Bahkan akses komunikasi nyaris terputus disana. Mari semua berdoa untuk saudara kita di Masamba agar diberikan kekuatan dan ketabahan dalam menerima cobaan ini. Semoga saudara kita yang menjadi korban dapat berpulang dengan damai disisi Allah. Dan untuk saudara kita yang terluka agar diberikan kesembuhan seperti sediakala.
Bencana selalu datang tiba-tiba
Datangnya sebuah bencana tentu tanpa rencana. Namun dibalik itu semua bila kita bisa menjaga keselarasan kehidupan dengan alam sekitar kita, Insyaa Allah datangnya bencana tak semurka malapetaka. Alam di jagad raya ini sarat dengan ciptaanNya yang harus dijaga. Air misalnya, aliran sungai yang bersih dan tanpa sampah akan menghidupi satwa air didalamnya. Ketika sungai terjaga, banjir sungai tak akan merusak hunian manusia.
Unsur alam lainnya seperti pepohonan sebagai penguat unsur tanah tak luput dari keselarasan. Bila pohon-pohon habis ditebang maka unsur tanah akan melemah. Sehingga bisa mendatangkan bencana lain ketika hujan tiba seperti longsor dan erosi besar-besaran.
Pada hakikatnya manusia bisa mewaspadai ini semua dengan menjaga sebaik-baiknya alam disekitar kita. Banjir bukanlah bencana asing di negeri ini. Beberapa kota lain bahkan Jakarta pun tak mampu mengelak dari musibah ini.
Peka pertanda alam
Alam semesta biasanya memberikan pertanda sebelum terjadinya peristiwa bencana. Seperti yang pernah Mbah Mijan sampaikan, bahwa kepekaan kita dalam menjaga alam sekitar kita dapat mengantisipasi datangnya bencana. Bila dahulu sering kita dengar istilah reboisasi atau penghijauan kembali. Tindakan itu semata-mata agar alam ini tetap terjaga keutuhan kelestariannya.
Pertanda alam tak hanya datang dari perilaku binatang saja. Nan jauh dilangit, gugusan awan seringkali memberi pertanda dengan membentuk pola. Namun kita tidak menyadari bahwa pola itu merupakan gambaran sebagai petunjuk akan datangnya bencana.
Pertanda lain biasanya datang dari firasat diri. Kepekaan ini tidak begitu saja muncul. Seseorang yang memiliki kepekaan diri tentang firasat akan terjadinya bencana adalah orang yang hatinya bersih. Jiwanya tenang seperti air danau. Ketenangan hati, jiwa dan pikir menyatu dengan sempurna hingga mampu menafsirkan firasat yang dirasakan.
Bagaimana belajar kepekaan?
Siapapun orangnya tentu ingin memiliki kepekaan batiniah sebagai kekuatan tersendiri dalam dirinya. Kepekaan ini bisa memunculkan firasat, daya terawang hingga melakukan hal menembus alam bawah sadar. Lalu bagaimana seseorang bisa memiliki kepekaan batiniah ini?
Sebagai hamba Allah yang taat kita semua diwajibkan untuk beribadah. Disamping beribadah kita juga harus bisa menjaga bersihnya hati dan pikiran. Salah satu cara terbaik untuk menenangkan hati dan pikiran adalah saat tengah malam. Disaat hening itulah jemari kita menjadi penyatu hati dan pikiran dengan berdzikir dan bertasbih.
Bila Anda ingin diri Anda peka dengan keadaan diri dan jagad raya ini, maka berdzikirlah. Bertasbihlah dengan benar dan sungguh-sungguh. Kepasrahan batin dan jiwa menyebut asmaNya dengan Tasbih Karomah, Insyaa Allah akan menciptakan diri yang kuat batin dan pikiran. Sehingga menjelma menjadi kekuatan pada kepekaan diri terhadap peristiwa yang akan terjadi dikemudian hari.