Bebas Hutang Hidup Tenang Bisnis Berkembang
Dahulu terjerat riba yang menyiksa finansial hingga saat ini saya bebas hutang hidup tenang bisnis berkembang
Terjebak dalam judi
Perkenalkan nama saya Eko dari Kota Tangerang. Saya adalah pedagang pakan unggas sekaligus penjual aneka macam burung berkicau. Saya memulai bisnis ini sejak 14 tahun lalu dimana belum begitu banyak orang-orang menggandrungi burung berkicau. Dahulu, hanya segelintir orang yang memiliki hobby burung.
Sebenarnya bisnis saya lumayan maju artinya tidak merugi sedikitpun. Tapi saya tak memiliki tabungan dan aset pun tak bertambah. Semua karena saya keliru memilih teman dalam pergaulan sehingga salah kaprah. Bergumul dengan teman yang memang penjudi membuat keuangan saya tersungkur.
Judi telah menghabiskan semua keuntungan saya bahkan menguras aset yang ada. Rasa penasaran untuk menang terus menggelayut dalam pikiran. Selalu kalah dan kalah justru membuat saya getol untuk mencoba sampai menang. Akhirnya kalap tak punya apa-apa.
Bangkrut menanggung hutang
Usaha satu-satunya yang menjadi ladang bisnis seketika bangkrut tak bisa belanja dagangan lagi. Parahnya malah ada hutang menumpuk segunung. Mulai dari hutang ke teman, saudara, pinjaman online sampai kepada rentenir. Jadilah saat itu pedagang menjadi pemulung.
Jika tidak ada mandor yang butuh tenaga kuli, memulung adalah pekerjaan yang bisa dilakukan. Saat itu terkadang malam harus jadi kuli panggul di pasar sayur mayur dan buah. Rasa malu saat bertemu orang yang pernah berbelanja ke lapak saya, kenapa sekarang kok jadi kuli malam begini.
Semua akibat bangkrut yang menanggung hutang menumpuk. Kenyataan ini saya terima ikhlas meski berimbas pada anak dan istri yang akhirnya mereka pulang kampung. Mereka tidak keurus disini dimana anak sudah bersekolah dan istri tak mampu bekerja karena sakit lemah jantung yang ia derita. Dalam kondisi seperti itupun saya masih terkadang ingin berjudi jika pas dapat rejeki lebih. Jujur saya ingin sembuh dari judi.
Bangkit dari minus
Disuatu malam sehabis hujan, kala itu cuaca dingin dan masih ada sisa gerimis menggericik. Disudut pasar saya duduk terdiam dan merenung. Sambil mengisap dalam-dalam rokokku, menguatkan diri ini untuk bangkit kembali meski dari minus. Saya tiba-tiba teringat pesan ibu saya bahwa rejekimu akan melimpah asal tidak berjudi dan berhutang riba.
Renungan saya dikejutkan oleh datangnya seseorang yang mengenali saya. Ia menyapa dan menanyakan kenapa saya disitu. Pantesan saja mau beli burung kok lapaknya selalu tutup, ternyata bapak ada disini. Jujur malu juga rasanya ketemu pelanggan disini. Tapi apa mau dikata.
Tidak disangka-sangka sebelumnya, mas Ridho yang jadi pelanggan saya dulu itu malah menawarkan untuk membuka lagi usaha lapak pakan burung dan aneka burung berkicau. Dia bersedia memberikan pinjaman modal tapi nantinya akan bagi hasil. Dari mas Ridho pula saya disarankan untuk menggunakan penglarisan usaha yang baik dan barokah. Agar bisnis bisa merekah dan wangi disukai banyak pembeli.
Menjadi pribadi yang lebih tenang
Demikianlah saya yang akhirnya bertobat dan menjalankan semua saran mas Ridho itu. Saya menjalani ruwatan dan mengamalkan Baiat Kerejekian seperti yang sudah dilakukan oleh mas Ridho di bisnis kulinernya. Saya menjadi lebih tenang karena amalan ini saya jadi lebih sering berdzikir.
Kepada Allah saya memohon ampun bila selama ini saya sudah khilaf dan sia-siakan rejeki yang sudah Allah turunkan. Hati saya berjanji tidak akan mengulangi lagi kesalahan yang sudah saya lakukan. Bisnis yang baru bangkit kembali ini diberi kelancaran jadi anak dan istri saya ajak kembali untuk bersama saya disini.
Saya meyakinkan kepada mereka bahwa saya telah berubah dan sudah saatnya menjadi suami dan ayah yang bertanggung jawab untuk keluarga. Memberinya nafkah dari sumber yang halal, bukan dari hasil menang judi. Tak lupa terima kasih saya kepada mas Ridho dan Mbah Mijan yang sudah mengembalikan diri saya menjadi pribadi yang lebih tenang. Lega hati dan lebih bahagia terlepas dari jeratan semua hutang.