Cerita Kelam Rumah Mencekam
Kami berempat adalah sahabat sejak kecil hingga kami tinggal bersama-sama dalam sebuah cerita kelam rumah mencekam
Kisah sahabat sejati
Saya bersama tiga sahabat, yakni Reza, Rizal dan Herlan adalah seorang teknisi komputer. Kami telah bersama-sama sejak masih SD. Bahkan hingga kami kuliah pun masih bersama dengan mengambil jurusan yang sama pula. Kisah persahabatan kami tak dapat dipungkiri lagi. Kami adalah sahabat sejati.
Kami bersama telah melewati suka dan duka dalam waktu yang sangat lama. Satu persatu diantara kami sudah seperti saudara kandung bahkan diantara keluarga kami nyaris seperti tak ada jarak.
Mengadu nasib bersama
Seusai kuliah di Bandung, kami berempat sepakat untuk mengadu nasib ke Jakarta. Paling tidak untuk mencari pengalaman lebih menantang ketimbang kami bekerja ditempat asal kami. Akhirnya kami memutuskan untuk melamar kerja bersama. Hanya saja kami terpisah soal pekerjaan walaupun masih dibidang yang sama. Saya dan Reza masih satu perusahaan. Rizal dan Herlan terpisah di perusahaan lain.
Kami memutuskan untuk mengontrak rumah bersama pula dibilangan Bekasi. Karena saya berkantor di Jakarta Timur dan lainnya di Bekasi dan Cikarang. Kami tak sulit saat mencari tempat tinggal yang cukup untuk menampung kami. Sebuah rumah di blok belakang cluster menjadi pilihan kami karena selain murah juga rumah ini masih tergolong bangunan baru.
Kami pun mengontrak rumah tersebut untuk setahun kedepan. Pilihan ini sudah tepat dimana kami bisa menjangkau tempat kerja dengan akses yang mudah. Meskipun kondisi lingkungan rumah ini sepi tapi tak apalah, justru kami bisa beristirahat lebih tenang sampai pagi. Sambil menyiapkan semua kebutuhan untuk rumah, kamipun berbagi tugas dimana 2 orang beberes rumah dan 2 lagi berbelanja agar rumah ini dapat segera ditinggali.
Dalam ketakutan luar biasa
Keanehan terjadi saat malam tiba dimana didalam rumah ini muncul aroma tak sedap. Kadang juga aroma wangi menyengat. Masing-masing diantara kami menjadi mulai takut, kemudian menghubungkan semua fenomena ini dengan hal-hal mistis.
Kami coba menghubungi pemilik rumah untuk menanyakan hal ini tapi sejak habis Isya tadi tak ada jawaban sama sekali. Beberapa kali kami menghubungi dengan pesan tertulis pun tak kunjung mendapat respon balasan. Sesekali kami ke teras luar dan ingin bertanya kepada tetangga terdekat tapi pintu gerbang mereka terkunci rapat.
Dalam ketakutan yang luar biasa ini membuat kami tak dapat beristirahat sampai menjelang fajar. Akibatnya kami diserang kantuk ditempat kerja. Kami tak bercerita kepada siapapun tentang keberadaan rumah ini. Masa mau pindah cari tempat baru, kan kemarin sudah dibayar sewanya untuk setahun kedepan. Sementara malam kedua dan seterusnya, kami makin merasakan kepekaan lebih dalam dimana ketiga teman saya mengalami kerasukan. Saya pun sama dihari berikutnya.
Akhirnya kami sembuh bersama
Saya tak mau menunggu lama-lama, akhirnya sayalah yang kali pertama mengusulkan untuk berobat kepada ahlinya. Maksudnya adalah agar tidak terjadi hal-hal seperti kerasukan lagi. Sebab itu sangat menyakitkan terutama fisik kami menjadi sangat berat dan dada pun sesak sekali.
Rekan kerja Rizal menyarankan untuk ruqyah saja sebab kami dirasa sudah diganggu makhluk halus yang mungkin mendiami rumah yang kami sewa. Saran ini saya iyakan diikuti oleh ketiga sahabat saya. Lantas kami bersama-sama mencari tahu tempat ruqyah atau ruwatan yang sesuai untuk kami.
Saran dari rekan Rizal lebih lanjut mengarahkan kami kepada Mbah Mijan. Akhirnya di akhir pekan yang cerah sepakat kami mendatangi tempat praktek Mbah Mijan yang jauh di Tangerang. Keberangkatan kami kesana dengan niat yang sama, kami ingin sembuh dari gangguan ini. Kami enggan berpindah tempat sebab rumah sudah kami sewa. Tindakan Mbah Mijan dalam menyembuhkan kami dimulai dari pembersihan energi negatif sampai pada pemagaran diri dari gangguan astral. Semoga kedepannya kisah kerasukan ini tak terjadi lagi dengan semua amalan ruwatan yang sudah kami dapatkan dari ahlinya. Aamiin.