Habis Hutang Terbitlah Tenang
Aku terjebak dalam lingkaran hutang yang ngeri banget sampai pada saatnya aku berhasil membuat habis hutang terbitlah tenang hati dan jiwaku
Anggap remeh soal uang
Namaku Ipul. Aku seorang Pegawai Negeri Sipil yang bertugas di bilangan selatan Jakarta. Sebagai perangkat negara aku cukup mudah untuk mendapatkan banyak hal. Kemudahan-kemudahan itu termasuk mudahnya mencari pinjaman, melakukan kerjasama bisnis hingga hal lainnya seperti terhindar dari pajak dan mendapat perlindungan khusus.
Keluargaku hidup dalam kecukupan nyaris tanpa kesulitan finansial sama sekali. Semua kebutuhan bisa aku penuhi dan sesekali membantu mereka yang kadang hutang untuk memenuhi kebutuhannya. Singkat kata semua yang dibutuhkan tidak ada kendala sama sekali.
Bisnis yang kujalani pun semuanya lancar-lancar saja. Aku memiliki beberapa usaha seperti jasa fotokopi dan ATK. Layanan dokumen ini sudah berjalan lebih dari lima tahun. Bisnis lain yang tak kalah ramainya adalah jual beli burung dan pakan burung. Kemudian juga ada bisnis kost-kost an yang baru aku jalankan. Uang bukan hal sulit buatku.
Tak sadar hutang menggunung
Kemudahan demi kemudahan soal uang membuat aku terlena. Ternyata aku masuk kedalam lingkaran hutang piutang yang jumlahnya kelewatan. Aku bahkan gak menyangka ternyata gaya hidup istriku telah membuatnya berubah drastis. Layaknya wanita yang berada dalam sosialita dengan segala kemewahannya.
Hutang Kartu Kredit istriku selangit dan itu membuat kami menjerit. Bagaimana tidak? Kartu Platinumnya ada empat dan semua menembus angka diatas Rp. 100 juta. Belum lagi hutang yang belum selesai untuk modal usaha. Ditambah lagi beberapa kerjasama yang mangkrak padahal uang sudah keluar banyak. Pekerjaanku sebagai PNS juga ikut kacau karena pikiranku galau.
Dalam keteganganku dengan istri akibat hutang ini bahkan kami sempat hampir bercerai. Tapi apa itu selesaikan masalah? Tentu menambah masalah dikemudian hari. Mobil yang pernah kami beli satu perasatu kandas dijual dengan harga tak pantas. Semua akibat jatuh tempo hutang yang tak bisa lagi ditunda pembayarannya.
Terjebak dalam Pesugihan
Ibadah kami yang jarang dan sedekah kami yang belang-belang membuat kami berpikir dangkal. Yaa, kami justru percaya akan hal-hal diluar akal sehat. Terjerumus dan terjebak dalam pesugihan yang nyatanya justru membuat kami tertipu daya. Jual aset buat mahar pesugihan tapi yang didapatkan adalah terpuruk dalam kesusahan.
Sekolah anak kami terpaksa putus karena gak mampu lagi bayar biaya bulanan. Maklum anak kami sekolah di sekolah swasta yang sangat mahal. Sayang sekali ia jadi korban atas keterpurukan ekonomi kami. Sebagai orang tua tentu sangat menyesali ini.
Aku harus bangkit dari semuanya dan meninggalkan hal-hal sesat yang selama ini menggelayut di pikiranku. Aku rela habis semua harta bendaku asal bisa lunas hutangku. Tapi bagaimana caranya? Jika rumah ini dijual kami tinggal dimana? Kalo sampai mengontrak lalu apa pandangan orang tentang keluarga ini?
Menemukan pencerahan
Tak disangka anakku yang gemar melihat tayangan Youtube Mbah Mijan menyarankan kami untuk menemui Mbah Mijan di kediamannya. Ada benarnya juga, kami tak ingin menunggu waktu. Esok harinya dengan segala keterbatasan kami nekad menemui Mbah Mijan.
Kami sampaikan semuanya, kami pasrah dengan semua yang terjadi dengan kehidupan kami. Mbah menguatkan kami dengan sabar dan tawakal. Lalu membekali kami untuk pembersihan diri dan memulai semua dari awal lagi, tanpa hutang.
Perjalanan berliku pasca kami ketemu Mbah Mijan masih kami alami. Bekal Ruwatan dan Baiat Kerejekian sudah beberapa bulan kami jalankan. Kami menunggu keajaiban Tuhan. Hampir gak bisa dipercaya keberuntungan turun bertubi-tubi. Proyek besar diluar dugaan kami, melunaskan semua lilitan hutang ini. Habis hutang terbitlah tenang hati kami.
Terima kasih Mbah, sudah membantu kami yang kacau balau lagi galau. Kami janji tidak tersesat lagi.