Hidup Makmur Si Tukang Cukur

Cerita TKW Bikin Melongo

Hidup Makmur Si Tukang Cukur

Inilah sepenggal cerita tentang sejahteranya hidup makmur si tukang cukur yang nyaris tak pernah terbayangkan sepanjang umur

 Kontak WA mbah mijan


Lahir dan dibesarkan diantara alat pangkas rambut

Nama saya Dadang asli dari Garut Jawa Barat. Masa kecil saya didesa selayaknya bocah pada umumnya. Bermain layangan, gundu atau sesekali masuk hutan sekadar berpetualang. Didesa saya hampir semua memiliki profesi yang sama, yakni sebagai tukang pangkas rambut. Dari desa inilah para pemangkas rambut pria menyebar ke seluruh kota, bahkan sampai luar pulau Jawa.

Sebagai anak yang tumbuh remaja, keahlian memangkas rambut menjadi hal wajib di desa saya. Tak terkecuali saya ini. Abah saya seorang pemangkas rambut yang sudah cukup dikenal, begitupun dengan kedua kakak saya yang merantau di Depok dan Tangerang. Mereka semua berprofesi sama.

Hari demi hari saya dihadapkan pada cara memangkas rambut yang benar. Selain itu saya juga harus bisa memijit agar pelanggan yang sudah selesai dipangkas rambutnya merasa sensasi lebih nyaman. Banyaknya pemuda yang hebat dalam memangkas rambut membuktikan bahwa Garut merupakan gudangnya pria penata rambut.

Bangga jadi pemuda Garut

Saat usiaku menginjak enam belas tahun, paman mengajak ke Jakarta. Disana saya diajak berkeliling ke banyak tempat. Jujur dalam hati, bangga saya melihat ada ratusan tempat pangkas rambut bertuliskan asli Garut. Saya berpikir kelak jika saya sudah tamat SMU saya akan ke kota. Bukan untuk bekerja tapi berbisnis pangkas rambut, tentunya dengan konsep yang lebih kekinian.

Semangat paman dalam menceritakan bisnisnya hingga memiliki dua belas cabang usaha pangkas rambut makin membuat saya berapi-api. Sekembalinya dari Jakarta lalu saya putuskan untuk terus belajar dan belajar paling tidak kemampuannya hampir setara penata rambut profesional.

Saya banyak mengumpulkan majalah-majalah tentang gaya rambut. Saya pun belajar untuk meramu minyak atau gel sebagai pendukung gaya tatanan rambut. Semuanya demi persiapan setamat sekolah esok saya akan memastikan untuk bisa memulai bisnis di Ibukota.

Hidup Makmur Si Tukang Cukur

Berjibaku dengan kerasnya Ibukota

Keberangkatanku ke Jakarta mendapat restu dari Abah dan Emak. Mereka begitu percaya dengan kemampuanku untuk memulai usaha pangkas rambut. Aku tiba di daerah Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Disanalah saya dijemput oleh salah satu sahabatku untuk bisa tinggal sejenak di kontrakannya.

Esok harinya saya berangkat mencari lokasi yang strategis untuk memulai usaha. Seharian penuh saya berkeliling kesana kemari sampai akhirnya saya mendapati ada ruko kecil di daerah perbatasan Jakarta Selatan dengan Depok. Kumantapkan hati untuk memulai merintis usahaku disana.

Semua tak seperti yang kukira. Dengan persiapan penuh seperti ini, seminggu pertama saya cukup stres karena hanya dua orang yang jadi pelanggan. Sebulan berlalu bahkan tak lebih dari enam orang. Jika kondisi seperti ini terus bisa kacau. Nyaris saya tergoda untuk pulang atau lebih baik bekerja saja ikut orang.

Arti seorang sahabat

Hampir dua bulan berlalu, kondisi saya makin terpuruk. Pesan Abah saya tak boleh berhutang jadi saya harus bisa bertahan. Beruntungnya saya memiliki sahabat yang tanpa diundang tiba-tiba mampir ke lapak usaha saya. Darinya saya dihibur agar ceria. Ia menyemangati saya dengan sangat antusias.

Kedatangannya ternyata ingin meminta resep pomade buatan saya. Akhirnya kamipun banyak berbincang soal usaha. Darinya saya belajar tentang promosi, disiplin dan dedikasi. Lapak sahabat saya ini selalu ramai dari hari ke hari, menjadi penasaran saya dibuatnya.

Sahabat saya ini berkisah awal mula usahanya yang juga sangat parah. Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan pelanggannya yang menyarankan untuk tasyakuran di lapaknya. Tak hanya itu saja, usahanya juga di syarati dengan Baiat Kerejekian dan sedekahan untuk anak-anak yatim piatu. Banyak yang kudengarkan petuah dalam kisah yang membangkitkan semangatku ini.

Saat ini, saya setiap harinya menata dan merapikan rambut tak kurang dari lima puluh orang personel polisi, tentara hingga sekuriti. Inilah rahasia dibalik Baiat Kerejekian dan Sedekah yang tak banyak diketahui orang!

Kontak WA mbah mijan 

Konsultasi Dengan Mbah Mijan