Sarana Penglaris Terbaik Bisnis Butik
Keberhasilan yang saya capai saat ini adalah hasil kerja keras dan sedekah serta doa yang sungguh-sungguh dengan sarana penglaris terbaik bisnis butik
Penggemar tata busana
Saya adalah anak perempuan satu-satunya dalam keluarga saya. Dari lima bersaudara semuanya lelaki, itulah sebabnya saya mendapat perlakuan berbeda oleh kedua orang tua saya. Terlahir dengan nama Sazkia dan sejak kecil akrab dipanggil Zaza. Saya menyukai dunia model sejak kecil dan sering ikut lomba diatas catwalk sejak masih usia empat tahun.
Zaza kecil sudah jatuh cinta dengan dunia tata busana. Kebetulan ibu berlangganan majalah wanita dan disitulah aku selalu menggunting bagian halaman mode untuk aku jadikan kliping. Koleksi kliping yang tak terhitung jumlahnya menjadi benda antik saat ini dimana dunia digital lebih mendominasi.
Saya melanjutkan sekolah atas di kejuruan tata busana. Memang berbeda dimana dua kakak lelaki dan dua adik lelaki saya semua bersekolah di sekolah umum. Kecintaan saya pada dunia mode didukung oleh keluarga dan tentunya ini membuka jalan kedepannya nanti.
Meniti dari nol
Selepas sekolah saya melanjutkan ke akademi seni rupa. Lagi dan lagi dunia fashion menjadi pilihan. Kala itu sambil menjalani pendidikan, saya mencoba membuka gerai butik kecil-kecilan disamping rumah yang dulunya adalah kios milik ayah. Disinilah perjuanganku mulai dari nol bermula.
Saya membuat desain mode sendiri dengan imajinasi serta referensi yang saya dapatkan dari para profesional. Sedang untuk menjahitnya dilakukan oleh penjahit langganan dan saya sendiri tentunya. Gerai kecil ini tak hanya menjual namun juga menyewakan aneka kebaya yang hampir semuanya adalah desain karya saya.
Sambil menyelesaikan studi, saya pun gencar memperkenalkan gerai ini dari mulut ke mulut. Maklum saja untuk bisa meng-endorse publik figur tentu membutuhkan dana yang tak sedikit. Saya bersyukur sedikit demi sedikit gerai ini mulai dikenal banyak orang.
Memulai usaha dengan doa
Purna sudah sekolah akademik saya dan tiba saatnya untuk fokus 100% dengan butik saya. Saya berinisiatif untuk membuka usaha ini dengan doa bersama dan tasyakuran. Kebetulan bertepatan dengan hari menjelang peringatan hari Kartini. Jadi saat itu saya menyewakan busana kebaya secara cuma-cuma termasuk tata riasnya.
Rupanya gebrakan awal ini membuka masa depan saya lebih percaya diri. Saya menyadari bahwa ada banyak sekali butik serupa bahkan mereka telah memiliki jam terbang serta pengalaman yang lebih mumpuni. Bagi saya persaingan sehat itu mau tak mau harus terjadi.
Sekitar 8 bulan usaha ini berjalan, kondisinya justru mengalami penurunan. Awalnya adalah tukang jahit langgananku yang harus pindah domisili dan tak bisa lagi membantuku berbisnis. Agak shock juga sih saat itu apalagi ketika penjahit yang baru banyak menuai kritik-kritik pedas dari pelanggan. Saya berusaha meyakinkan pelanggan tapi tetap saja pelanggan kecewa. Sebelum makin terpuruk sepertinya saya harus berkonsultasi dengan ahlinya.
Membuka cabang dalam waktu setahun
Kemang, Jakarta Selatan adalah tempat dimana saya berkonsultasi dengan salah satu profesional desainer busana. Disana saya meminta rekomendasi produksi untuk desain saya. Dilain sisi, ada upaya untuk masalah lahiriah namun saran ibu yang paling mendalam adalah upaya secara batiniah.
Apa yang disarankan ibu ini benar adanya. Bahwa sarana batiniah untuk menjalankan usaha sangatlah penting sebab rejeki dari Allah tak serta merta datang karena kehebatan manusia. Lebih dari itu adalah berkah yang diperoleh dari doa dan sedekah. Dari ibulah saya mengenal Mbah Mijan yang menjadi sosok tempat saya berkonsultasi bisnis secara batiniah.
Baiat Kerejekian yang beliau ijazahkan kepada saya memberi bukti nyata dimana kemudahan demi kemudahan saya peroleh. Omzet usaha perlahan naik dan tak lupa sedekah rutin saya laksanakan. Tahun pertama bahkan persiapan membuka cabang kedua, ini adalah pencapaian dan awalnya sebatas mimpi. Saya bersyukur semua ini berkat kekuatan doa, ibadah dan sedekah yang benar-benar memberkahi usaha butik yang saya jalankan. Alhamdulillah wa syukurillah. Barakallah.