Susuk Pemikat Paling Dahsyat
Bekerja dan bersaing keras dari mulai gelap malam hingga pagi mendekat membuatku harus memiliki susuk pemikat paling dahsyat
Asmara bertepuk sebelah tangan
Panggil saja saya Cintya, saya genap berusia 27 tahun. Saya adalah janda beranak dua, saya juga membiayai mama saya sudah sejak lama tak dapat bekerja karena mengidap penyakit dalam. Awalnya saya menikah dan kemudian bercerai karena setelah kelahiran putra kedua saya ini suami ternyata memiliki lebih dari dua istri.
Lambat laun saya tidak dinafkahi, begitupun dengan kedua putra saya Aldo dan Aldi. Saya pernah menjadi buruh cuci dan bekerja disebuah laundry tak jauh dari rumah. Namun itu tak mencukupi kebutuhan yang makin banyak. Terlebih mama harus kontrol ke dokter sebulan sekali.
Awalnya saya ingin menikah lagi agar ada suami yang menanggung kehidupanku bersama mama dan kedua anakku ini. Tapi asal dekat dengan seorang pria, rasa dendam dan trauma yang amat sangat menggelayut di pikiranku.
Nekat masuk dunia malam
Suatu sore yang cerah, aku bertemu teman lamaku disebuah mini market saat aku beli susu. Ia kaget bukan kepalang mendengar kisah kehidupanku. Ia pun memberikan nomor telepon karena terburu-buru. Ia berkata malam nanti saya akan dihubungi.
Benar juga, malam itu aku dihubunginya dan ia menyarankanku untuk bekerja disebuah klub malam di Jakarta Barat. Antara bingung dan tak tahu mesti bagaimana mengambil keputusan ini. Dilain sisi saya butuh banyak biaya untuk menghidupi mereka.
Pagi harinya saya tak ingin berpikir panjang lagi, aku menyanggupi tawaran teman lamaku itu untuk bekerja sepertinya. Nekat masuk ke dunia malam nyaris tak pernah terpikir dalam otakku sejak dulu. Apa nanti kata mama dan keluarga besarku? Belum lagi dengan mulut tetangga yang selalu update akan kekurangan orang lain disekelilingnya. Ah biarlah, saya harus mengubah hidup agar mapan seperti temanku itu. Saya nekat saja.
Tulang punggung keluarga
Demi menjadi ayah dan ibu dari kedua anakku dan demi menjadi anak berbakti untuk mamaku, saya kuatkan hati dan jiwa demi mereka semua. Saya adalah tulang punggung keluarga jadi apapun resiko yang akan saya dapatkan itulah bentuk konsekuensi saya.
Menurut temanku pula, untuk menunjang semua pekerjaanku agar lancar dan menghasilkan lebih banyak uang maka sebaiknya saya harus pasang susuk. Takut sih sebenarnya, mana susuk nanti pasti sakit rasanya. Dosa apa tidak yaa, lalu nanti mati susah pula sakit rasanya. Itulah yang ada dalam benakku.
Teman baikku inilah yang akhirnya mengantarku ke tempat praktek Mbah Mijan di Tangerang. Bahkan mahar susuk emas pun dia yang memberikan. Meski saya menyatakan nantinya akan saya ganti jika saya sudah ada uang lebih. Ternyata prosesnya sangat cepat dan tidak ada rasa sakit. Susuk inilah yang menurut temanku adalah sarana pemikat paling dahsyat. Takhlukkan lelaki dengan mudah dan cepat. Lewat teman inilah saya benar-benar merubah hidup kearah lebih baik meski harus dengan seperti ini proses yang harus saya jalani.
Bersiap sambut masa depan
Menjadi rutinitas bekerja dimalam hari, menafkahi dan menabung untuk masa depan membuat saya makin bersemangat menjalani lelahnya hari. Tak selamanya saya hidup seperti ini. Suatu hari nanti saya akan pensiun ketika semua sudah siap.
Bekerja seperti ini bagi saya hanya untuk bertahan hidup sekaligus memperbaiki kehidupan dihari nanti. Saya bersiap menyambut masa depan yang lebih baik. Esok saya akan lebih banyak waktu dirumah karena saya akan membuka salon kecantikan dan perawatan khusus wanita.
Akan ada waktu lebih banyak untuk mama dan kedua anakku. Terima kasih teman baikku dan Mbah Mijan yang telah banyak memberikan arahan, masukan dan dorongan selama ini. Saat ini saya masih menjalani pekerjaan ini dengan harapan suatu hari nanti semua akan berubah menjadi berkah untuk semua.