Tangis Haru Pengantin Baru
Cinta yang sempat terpisah dalam musibah hingga hati menyatu membuat tangis haru pengantin baru
Jatuh cinta pada pandangan pertama
Sebut saja Rama dan Sinta, kami sepasang suami istri yang telah mengalami peristiwa luar biasa dalam perjalanan asmara kami. Kami saling mengenal saat masih duduk dibangku SMP. Saat itu Rama adalah kakak kelas dan Sinta adalah adik kelas. Namanya masih remaja yaa kami sebatas kakak adik begitulah.
Kami tinggal hanya tetangga desa saja. Tak sulit buat kami untuk bertemu bahkan saat kami SMA kedua keluarga kami sudah saling lebih akrab dan itu membuat kami saling menguatkan cinta di hati kami. Jujur untuk urusan asmara ini kami sangat bersyukur dan bahagia.
Nyaris tidak ada kendala apapun buat kami berdua. Para tetangga kamipun seolah merestui hubungan kami. Misalnya dalam sebuah acara seperti tujuhbelasan misalnya, kami berdua pasti diminta menjadi pembawa acara. Di mata mereka, kami adalah pasangan yang cocok dan kami bahagia dibuatnya.
Piknik yang berbuah panik
Kami berdua sudah lulus studi. Rama punya gelar Sarjana Ekonomi sedang aku adalah Ahli Madya Kebidanan. Kedua orang tua kami sering menanyakan kapan kami menikah? Mau tunggu apa lagi toh semua orang merestui. Tapi kami punya komitmen untuk mandiri dulu. Paling tidak punya rumah sendiri, punya tabungan yang cukup untuk masa depan kami.
Suatu hari, Karang Taruna di desaku menyelenggarakan acara tour ke Bali. Acara piknik ini meriah karena disana akan banyak acara dan hiburan. Kami berdua ikut serta dalam acara itu, hitung-hitung buat refreshing sekali-sekali. Kapan lagi piknik jalan-jalan bareng pemuda pemudi desa.
Nahas bagi kami, bis yang kami tumpangi mengalami kecelakaan dan memakan korban jiwa. Meskipun nyawa kami selamat namun Rama mengalami gegar otak yang membuatnya menderita amnesia. Jangankan ingat Sinta, orang tuanya pun ia lupakan. Kepanikan luar biasa yang tak terlupakan seumur hidup kami.
Terpisah tanpa arah
Sinta diperbolehkan untuk pulang namun Rama harus dirawat intensif di salah satu Rumah Sakit khusus. Amnesia Rama sangat parah sehingga ia harus dipindahkan ke Rumah Sakit Jiwa. Hati Sinta seakan hancur, namun cinta menguatkannya. Inilah takdir Tuhan yang tak bisa dilawan manusia.
Timbul masalah baru dalam hubungan kami yakni Rama dinyatakan kabur dari Rumah Sakit Jiwa. Yaa Tuhan, belum berakhirkah cobaanku untuk asmara kami berdua? Tak cukupkah Kau buat Rama menjadi seperti ini? Seakan tak adil buat Sinta. Bila iman ini tak kokoh mungkin yang terjadi adalah depresi karena asmara tanpa arah.
Beberapa kali upaya mencari Rama tak membuahkan hasil. Mulai dari informasi orang hilang, pihak berwenang hingga melibatkan paranormal untuk mencari dan memulangkan Rama. Tidak apalah apapun keadaan Rama yang penting ia bisa ditemukan.
Cinta sejati tak pernah mati
Kesabaranku dan keluarga kami dalam menjaga perasaan ini saling menguatkan kami. Suatu hari, salah satu sahabat kami menyarankan untuk menggunakan jasa paranormal. Jujur aku tak tertarik, sudah banyak paranormal yang berusaha membantu kami tapi semuanya nihil, nol besar!
Sembilan bulan berlalu, akhirnya saran sahabatku itu aku turuti. Aku dan keluargaku bertolak ke tempat praktek Mbah Mijan yang jauh dari rumah. Sebelas jam perjalanan darat, demi mendapat bantuan untuk memulangkan Rama apapun kondisinya.
Kami dibekali sarana Puter Giling dan tata cara untuk hajat ini. Harus sabar ternyata tapi tak apalah namanya juga ikhtiar. Kami kembali pulang dan menjalani hari-hari tanpa Rama. Keajaiban datang juga, jelang sore hari tiba datanglah seorang berpakaian seperti ulama. Mereka datang bersama Rama. Yaa Tuhan, Rama sudah baik-baik saja bahkan Rama sudah mengingat semua peristiwa yang menimpanya.
Kami tak dapat berkata apa-apa lagi selain sujud bersyukur atas keajaiban ini. Tak hentinya aku terharu hingga tiba dihari pernikahan kami. Tangis haru pula yang menetes di pipi kedua orang tua kami, kerabat kami, sahabat kami dan para tamu undangan kami.