Waspada Sembilan Binatang Pembawa Pertanda
Alam semesta dan kebesaran Pencipta-Nya menyuguhkan banyak fenomena diantaranya agar kita semua bisa memahami dan waspada sembilan binatang pembawa pertanda
Gelagat binatang di jagad raya
Bumi ini dihuni oleh manusia, binatang dan tumbuhan. Berjuta bahkan miliaran spesies ada di jagad raya. Mereka diatas tanah, di angkasa bahkan didalam air yang dalam sekalipun. Manusia tercipta sempurna melebihi makhluk apapun di bumi ini, oleh karenanya sudah sepantasnya manusia bisa menjaga keseimbangan bumi.
Allah S.W.T. adalah dzat yang menciptakan semua penghuni jagad raya ini. Terciptanya tentu dengan segala mahakarya luar biasa yang tak dapat ditirukan oleh siapapun bahkan tak masuk akal bila dinalar. Bukti kebesaran yang hakiki dan tampak oleh mata manusia.
Bicara binatang, Allah telah menciptakan sebagai bagian dari mata rantai kehidupan manusia. Tak luput dari semua yang dilakukan manusia, binatang telah menunjukkan perilaku dan gelagat sebagai pengingat. Lebih dari itu adalah sebagai pertanda akan datangnya musibah dan malapetaka.
Binatang dan mitos manusia
Keberadaan binatang bagi sebagian manusia merupakan mitos akan terjadinya sesuatu. Misalnya bila seseorang bertemu binatang berbisa seperti Ular, Kelabang dan Kalajengking. Maka akan dikaitkan dengan hal-hal yang menyangkut keselamatan diri. Bila kejatuhan Cicak dibagian tubuh, maka akan kehilangan rejeki dan mitos-mitos lainnya.
Beberapa daerah di Indonesia memiliki mitos berbeda dalam menilai gelagat dari binatang. Apapun itu semua telah menjadi kepercayaan tersendiri secara turun temurun. Ada binatang yang dilain tempat dimuliakan, padahal dibelahan tempat lainnya binatang itu adalah musuh. Mitos mengenai binatang menjadikan manusia mencatat dari waktu ke waktu.
Peristiwa demi peristiwa yang telah tercatat melalui pesan dari gelagat binatang tersebut semakin dipercaya manakala menjadi kenyataan yang tak terbantahkan. Mbah Mijan akan mengungkap sembilan binatang pembawa pertanda dan pengaruh dalam musibah yang terjadi di muka bumi. Apa sajakah binatang itu? Simak selengkapnya dan mari melihat lebih dalam fenomena semesta melebihi mitos yang telah ada.
Binatang pembawa bencana versi Mbah Mijan
Berikut ini adalah binatang pembawa bencana menurut sudut pandang Mbah Mijan. Pertama adalah Kucing. Kucing menjadi salah satu hewan yang cukup sensitif akan kedatangan bencana gempa. Biasanya selang beberapa hari sebelum bencana datang, kucing akan menunjukkan perilaku yang cukup aneh. Kucing akan menjadi lebih mudah stress dan mudah mengamuk. Kucing mengetahui gejala ancaman melalui pendengarannya.
Kedua adalah Sapi Perah. Ketika Sapi menurunkan jumlah produksi susu dalam jumlah banyak, maka gempa bumi diperkirakan akan terjadi dalam waktu dekat. Ketiga adalah Hiu. Bilamana Hiu berkeliaran dipermukaan laut maka urungkan liburan Anda. Sebab Hiu suka memburu tempat dimana suhu air laut berubah sebagai pertanda datang badai besar.
Keempat adalah Bangau. Burung Bangau yang biasanya hidup dengan normal di kawasan sekitar pantai, tiba-tiba saja berbondong-bondong terbang menjauh dari area pantai. Gejala ini padahal tak pernah terjadi sebelumnya. Dari sanalah burung bangau dipercaya sebagai salah satu hewan pendeteksi bencana alam Tsunami.
Lanjut gaes binatang apa lagi berikutnya
Kelima adalah Gajah. Para Gajah menunjukkan perilaku yang aneh. Mereka meraung-raung dan berlari dengan liar beberapa saat sebelum bencana gempa bumi dilaut terjadi. Konon Gajah dipercaya sebagai hewan pendeteksi bencana alam melalui sensor yang ada di kakinya. Keenam adalah Katak. Saat binatang ini menjadi banyak populasinya maka bakal terjadi gempa bumi. Sebab katak sangat sensitif pada perubahan kimia dalam air tanah, sehingga bisa mendeteksi kedatangan bencana gempa bumi dari perubahan reaksi kimia di air tanah tersebut.
Ketujuh adalah Kuda. Binatang yang sensitif pada perubahan cuaca ekstrem dan pergerakan lempeng bumi, tak heran jika cukup sensitif pada kehadiran bencana alam. Kuda biasanya akan menampakkan tanda perilaku yang cukup aneh. Mereka akan meringkik keras dengan intensitas frekuensi yang intens ketika merasa akan terjadi bencana alam. Di alam liar, kuda akan bergerak dengan membentuk formasi melingkar dengan gerakan panik ketika akan terjadi bencana alam.
Binatang ini ada disekitar kita!
Ke delapan adalah Semut Merah. Satwa ini dapat mendeteksi perubahan medan elektromagnetik di bumi dan merasakan emisi karbondioksida sebelum bencana datang. Biasanya gerombolan semut akan membubarkan diri dari sarang dan mengungsi ke tempat-tempat yang lebih aman. Mayoritas orang Jawa juga mempercayai bahwa semut bisa menjadi tanda akan datangnya banjir. Mereka biasanya akan melarikan diri ke tempat-tempat yang lebih tinggi.
Terakhir adalah Ular. Ular diperkirakan mampu mendeteksi kehadiran bencana alam berupa gempa bumi vulkanik. Ular-ular yang biasanya hibernasi dan bersembunyi di tempat-tempat hangat justru keluar dan kabur ke tempat yang lebih jauh dari pusat terjadinya bencana.
Mari perbanyak berdoa dan berdzikir. Bertasbih dengan Tasbih Karomah dan menjaga keluarga kita dari setiap bencana yang bisa datang tiba-tiba. Jaga diri, jaga perilaku dan keseimbangan alam sebaik-baiknya.