Daya Magis Jimat Para Artis
Dunia hiburan yang bersaing kejam memberikan bukti kepada saya tentang dahsyatnya sarana dan daya magis Jimat Para Artis
Lucu sejak lahir
Salam sejahtera untuk semua pembaca yang baik, panggil saja saya Bens dan saya dikenal lucu sejak kecil. Jadi begini, keluarga saya memang dalam kesehariannya penuh dengan canda dan tawa. Segala sesuatu ditanggapi dengan guyonan dan celutukan yang khas. Saya anak ke empat dari enam bersaudara dan boleh dibilang semuanya lucu.
Lahir dan tumbuh dalam keluarga serta lingkungan yang lucu membuat karakter saya pun jenaka. Sejak masih SD saya sudah terbiasa menghibur teman-teman sebaya. Berlanjut hingga remaja dan saat kuliah. Namun pada dasarnya saya ini orang yang menomorsatukan pendidikan. Oleh karenanya, saya harus menjadi orang serius meski ada santainya.
Demikian yang terjadi memberikan nuansa tersendiri dalam pergaulan saya. Akhirnya teman-teman dan sahabat saya begitu mendukung bila saya menjadi seorang Komedian. Meski keluarga sebenarnya ingin saya menjadi Insinyur, saya yakin jika jalan hidup harus jadi seniman humor akan bisa menerimanya.
Menjadi seorang Komika
Sejujurnya ada kendala tersendiri ketika harus melakonkan komedi seorang diri. Yaa, rasa percaya diri saya tidak stabil. Kadang pasang kadang surut persis air kali dibelakang rumah. Nah saat sedang surut itulah menjadi hal yang mengucurkan keringat dingin sekujur badan.
Menyikapi hal ini tentu saja dukungan penuh tidak boleh kendor. Bisa bahaya nanti kalau saya sudah menjajaki dunia hiburan komedi. Tidak masalah saat saya melucu bersama rekan komedian, namun menjadi berbeda ketika harus seorang diri dan kurang dukungan.
Mental ini setiap hari saya koreksi seorang diri. Sambil belajar kepada yang lebih ahli tentunya, saya ingin menjadi seorang Komika profesional tanpa meninggalkan disiplin ilmu saya dalam bidang arsitektur. Tak banyak yang tahu sisi pendidikan saya sebab memang tak perlu di korek juga, hanya mahasiswa biasa saja.
Lolos menembus kompetisi
Pasca kelulusan saya dan menyandang status mantan mahasiswa, disaat itulah peluang audisi saya mulai dari nol. Perjalanan panjang menuju tiket nasional saya jalani dengan sangat hati-hati khususnya soal materi. Mampu menembus hingga level besar tentu bukan dengan metode yang asal-asalan.
Kakek saya yang notabene orang Jawa tulen mengikuti perjalanan saya sejak awal. Melalui beliaulah saya menggunakan sebuah sarana yang saya rahasiakan. Sarana itu adalah Jimat yang biasa digunakan para artis dan seniman. Konon dengan Jimat Para Artis inilah para seniman bisa melajukan karir dalam persaingan yang super kejam.
Sesuatu hal yang tidak saya sadari adalah rasa percaya diri yang makin stabil meski didepan para juri dan ribuan pemirsa. Sehingga dalam perjalanannya saya terbiasa berdiri sendiri dan berhasil menyita perhatian semuanya. Hal lain yang tak terduga adalah meski sebagai seorang Komika baru, saya cepat beradaptasi dengan banyak orang khususnya para senior.
Menjaga eksistensi
Saat ini yang bisa dan harus saya jaga selalu adalah konsistensi dan eksistensi. Semua orang mengenal saya sebagai Komika dan itu adalah pencapaian yang dapat membuat keluarga saya bangga. Terlepas nantinya saya akan berkarya sebagai seorang Insinyur, tapi saat ini saya akan terus menekuni bidang hiburan.
Seniman sejati akan terus berkarya dan berkarya. Saya begitu merasakan persaingan yang makin hari makin sesak. Oleh karenanya sarana inilah yang nyata dan memberi bukti kepada saya untuk tetap eksis ditengah kejamnya persaingan. Saya gak kebayang jika saya tanpa sarana metafisika seperti ini, tentu hal lain yang bakal terjadi.
Kepada semua teman, sahabat dan pastinya keluarga saya mengucapkan banyak terima kasih. Tanpa mereka saya bukan siapa-siapa dan tanpa sarana ini saya tetaplah orang biasa. Daya magis yang luar biasa saya rasakan sejak awal akan selalu saya jaga semaksimal saya bisa. Tumben saya ngomongnya serius ini, semoga Anda yang berprofesi menjadi seniman atau artis dapat terus eksis juga yaa. Mari tertawa selagi bisa.