Tunangan Pergi Saat Tinggal Menghitung Hari
Pacaran direstui tapi justru masalah menghampiri manakala tunangan pergi saat tinggal menghitung hari
Bersama sejak remaja
Saya sedikit akan berbagi kisah asmara saya yang sempat kandas. Ini terjadi beberapa tahun yang lalu dalam perjalanan hidup saya. Nama saya Azizah, dan sekarang saya sudah menikah dengan pria yang sudah lama sekali saya kenal.
Kami bersama sejak remaja dimana Apri, suami saya ini adalah teman SMP dan SMA saya. Kedua orang tua kami bersahabat sejak mereka masih kuliah. Maka hubungan kamipun nyaris gak pernah ada masalah karena mereka merestui. Pendek kata, kami beruntung sebab kami bisa bebas jalan kemana saja berdua. Termasuk saat kami mendaki gunung yang menjadi hobby kami berdua.
Asmara kami berlanjut hingga kami masing-masing kuliah. Meski berbeda fakultas tapi kami alhamdulillah masih dalam satu kampus. Sehingga tak sulit bagi kami untuk bertemu. Lha berangkat kuliah saja hampir bareng kok tiap hari. Agenda Mapala pun kami menjadi pasangan yang sangat dikenal di kampus.
Lulus lanjut tunangan
Tanpa terasa masa kuliah cepat berlalu dan kami memasuki masa dimana kami harus berkarir dibidang masing-masing. Apri yang seorang Sarjana Pendidikan, terpaksa jauh sebab ia mengajar diluar pulau sebagai Wiyata Bhakti. Sedangkan aku tetap disini dan bekerja disebuah bank swasta.
Hubungan jarak jauh bakalan terjadi dan kami harus ikhlas menerima kenyataan itu. Kedua orang tua kami sepakat bahwa sebelum Apri berangkat sebaiknya kami bertunangan dulu. Nanti suatu saat Apri sudah kembali dari tugasnya tinggal melangsungkan pernikahan.
Kami berdua mengiyakan dan terjadilah pertunangan kami. Semua berharap bahwa perpisahan ini hanya sementara saja dan sebagai perjuangan seorang calon suami untuk keluarganya. Apri berangkat dengan rasa percaya diri dan berjanji bahwa selesai tugas nanti pasti segera kembali untuk kami semua yang ditinggalkannya. Persis sepuluh hari setelah tunangan kami melepas Apri berangkat tugas ke Kalimantan.
Jarak jauh hanya untuk hati tangguh
Menjalani LDR alias hubungan asmara jarak jauh itu berat. Hanya untuk hati yang tulus dan tangguh. Memang sih di awal semua berjalan normal karena komunikasi juga masih intens. Saya ini sangat disayang oleh calon mertua, saking sayangnya mereka seperti ayah ibu kandungku sendiri.
Lambat laun, komunikasi menjadi sulit dan hal tak terduga terjadi dalam perjalanan asmara kami. Calon suami yang dulu sabar penuh perhatian dan penyayang berubah drastis. Lalu yang membuat semuanya menusuk hati adalah ia memutuskan untuk berpikir lagi soal pernikahan, padahal tinggal menghitung hari. Bukan bulan lagi.
Saya shock dan sempat jatuh sakit. Rencana dua hari lagi calon suami pulang tugas luar pulau, tapi ia kemarin telah membuat keputusan fatal yang merusak hubungan kedua orang tuaku dengan orang tuanya. Diantara percaya gak percaya, feeling ibu sangat kuat bahwa Apri pasti terkena pengaruh dari seseorang. Pengaruh mistis yang mengubah psikologis.
Memperjuangkan hati
Terjadi pembicaraan antara kedua orang tua kami untuk mengambil jalan tengah dari masalah ini. Hasilnya adalah bahwa Apri harus dikembalikan lagi pola pikirnya seperti semula. Kedua orang tua kami sepakat jika si Apri ini telah kena pengaruh mistis dari perempuan yang dikenalnya saat bertugas disana.
Dengan pendekatan yang baik dari orang tua, akhirnya Apri bisa disembuhkan dengan cara . Namun itu perlu kesabaran ekstra. Berikutnya atas saran Mbah Mijan untuk saya, agar saya menjalankan hajat dengan sarana ilmu pelet. Saya iyakan sebab saya memang tulus dan tak mau berpisah dengan Apri.
Malu semua-muanya jika hubungan ini harus kandas. Mau ditaruh dimana wajah keluarga besar kami ini. Kami menjalani rangkaian ritual doa ini dengan sungguh-sungguh. Alhamdulillah, berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa semua ikhtiar kami di ijabah. Kami akhirnya menikah walaupun harus tertunda beberapa bulan. Kami melaksanakan rangkaian ritual doa ini secara diam-diam karena kami paham bahwa doa adalah hubungan pribadi kami dengan Tuhan.